Ahad 18 May 2014 16:05 WIB

Hentikan Dominasi Keluarga Nehru-Gandhi, Modi Disambut Bak Pahlawan

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Joko Sadewo
Narendra Modi, Partai Barathiya Janata (BJP) .
Foto: AP
Narendra Modi, Partai Barathiya Janata (BJP) .

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ratusan orang memadati jalan-jalan New Delhi yang teduh, Sabtu (17/5). Mereka berkumpul untuk menyambut pawai kemenangan Narendra Modi ke ibu kota.

 

Modi menjadi perdana menteri setelah Partai Bharatiya Janata (BJP) meraih kemenangan mutlak dan menghancurkan dinasti Nehru-Gandhi yang selama ini berkuasa. Dari mobilnya, Modi melambaikan tanda kemenangan kepada pendukungnya dalam perjalanan dari bandara menuju markas partainya.

 

Dia adalah seorang nasionalis Hindu yang dikhawatirkan akan menjadi sosok yang memecah belah dan otokratis. Dengan mengusung janji membangkitkan pertumbuhan ekonomi bagi semua kalangan.

 

Pemilu India melibatkan 815 juta pemilih. Hal itu menjadikan pemilu tersebut yang terbesar selama 30 tahun terakhir di India.

 

"Empat sampai lima generasi telah terbuang sejak 1952. Kemenangan ini dicapai setelah itu," kata Modi sambil menghina keluarga Nehru-Gandhi dan Partai Kongres yang mendominasi, seperti dilansir Reuters, Ahad (18/5).

 

Dengan menggambarkan dirinya sebagai pekerja, ia mampu mengambil hati kalangan akar rumput. Saat tiba di markas partainya, ia dihujani dengan kelopak bunga mawar merah muda.

 

Di sana dia bertemu dengan pemimpin partai yang lain. Pertemuan akan membahas mengenai pembentukan kabinet. BJP mengatakan Modi akan secara resmi menduduki jabatan perdana menteri pada Selasa.

 

Modi berhasil memberikan India mayoritas parlemen pertama setelah 25 tahun pemerintah koalisi. Partainya memenangkan kursi enam kali lebih banyak dari Partai Kongres.

 

Sabtu pagi, hasil pemilu menunjukkan 543 kursi telah diumumkan. Modi memenangkan 282 kursi atau 10 kali lebih banyak dari mayoritas yang diperlukan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement