REPUBLIKA.CO.ID, BEOGRAD -- Dua pesawat kargo Rusia yang membawa makanan, generator, dan perahu penyelamat mendarat di Serbia, Ahad (18/5). Lebih dari 20 orang di Serbia dan Bosnia meninggal dunia dalam banjir terburuk satu abad terakhir.
Tinggi permukaan sungai di Beograd terus naik hingga ke perbatasan Bosnia di barat. Hal itu mengancam pembangkit listrik. Sebagai antisipasi, para relawan bergabung dengan tentara dan petugas darurat membangun penahan banjir dari karung pasir.
Di Serbia, puluhan ribu rumah terputus dari aliran listrik. Di Bosnia jumlahnya sekitar 150 ribu rumah.
Di Obrenovac, Serbia air telah surut sehingga memudahkan upaya penyelamatan. Otoritas mengatakan wilayah sekitar 30 kilometer di barat Beograd terendam air.
Tiga orang di Serbia dilaporkan meninggal dunia, Jumat (16/5). Di Bosnia korban tewas mencapai 19 pada Sabtu (17/5). Polisi mengatakan terjadi 'tsunami' setingga tiga hingga empat meter.
Tim penyelamat dan bantuan kemanusiaan, pompa air dan generator telah tiba dari Rusia dan beberapa negara anggota Uni Eropa, termasuk Inggris, Jerman, Austria, Montenegro, Kroasia dan Slovenia. Otoritas mengatakan dampak banjir sangat besar karena menghancurkan sektor pertanian yang sangat vital bagi perekonomian.