Senin 19 May 2014 02:13 WIB

Gagal Menghindari Ajal (3-habis)

Kematian (ilustrasi).
Foto: Dailymail.co.uk
Kematian (ilustrasi).

Oleh: Nashih Nashrullah

Hingga akhirnya, beberapa tahun kemudian, Hazqiyal melewati jasad-jasad itu. 

Di lokasi tersebut, Allah berdialog dengan Hazqiyal. “Apakah engkau ingin Aku perlihatkan bagaimana menghidupkan mereka kembali?” Hazqiyal menjawab “Iya”.

Lalu, usai menggerak-gerakkan jari-jemarinya dan atas seizin Allah, tulang belulang itu beterbangan dan bersatu kembali. Lalu, terdengar seruan agar daging dan anggota tubuh yang telah raib itu berwujud lagi.

Dan, seruan terakhir menyerukan, “Wahai para jasad, Allah memerintahkan kalian untuk hidup lagi.” Mukjizat pun tampak.

Tulang-belulang yang berserakan itu kembali bersatu, lalu disempurnakan dengan bersatunya kembali daging, dan bagian fisik yang semula rusak. Mereka hidup kembali dan berjanji akan menaati Nabi Hazqiyal.

Imam at-Thabari mengomentari kisah di balik tafsir surah al-Baqarah ayat 243 tersebut. Kaum Bani Israel itu dipercepat ajal mereka dan lalu dihidupkan lagi sebagai bentuk siksa sekaligus pelajaran untuk umat mendatang.

Siksa lantaran mereka mangkir dari perintah dan seruan jihad yang diperintahkan Allah melalui lisan Nabi Hazqiyal.

Penolakan kaum itu dilandasi ketakutan mereka terhadap kematian lantas kabur dari tempat tinggal mereka. Dan ternyata, pelarian Bani Israel itu tidak bisa menjauhkan hidup mereka dari maut.

Nabi Hazqiyal akhirnya meninggal. Namun sayang, Bani Israel ingkar terhadap komitmen dan perjanjian mereka untuk selalu taat dan tidak melakukan penyimpangan.

Sepeninggal Hazqiyal, mereka kembali menyembah berhala, tak terkecuali Ba’al dan mangkir dari syariat. Allah lantas mengutus Nabi Ilyas bin Yasin kepada mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement