REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Agung Laksono mengatakan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie harus mempertanggungjawabkan gagalnya Golkar memperoleh kursi RI-1 dan RI-2. Ia mengatakan ARB harus menyampaikan kepada para kader upaya yang telah dilakukannya selama ini untuk menggaet mitra koalisi.
Ia mengatakan Partai Golkar belum mengevaluasi ketua umumnya. Agung mengaku secara internal belum ada pembahasan mengenai hal tersebut. Hanya saja, kemungkinan setelah 20 Mei mendatang, baru akan dilihat reaksi dari para kader mengenai nasib Partai Golkar dan ketua umumnya.
"Sebagai bentuk pertanggungjawaban, harus disampaikan bahwa dia sudah berusaha," katanya saat ditemui di Istana Negara, Senin (19/5).
Semula, Partai Golkar berharap bisa bergabung dengan PDIP. Tetapi dalam perkembangannya hal tersebut tidak bisa teralisasi. Sedangkan rencana untuk membuat poros baru untuk menandingi poros Joko Widodo dan Prabowo, hal tersebut juga tidak mudah dilakukan.
"Kalau membangun koalisi baru, dari kemarin sudah meredup karena tidak mungkin syarat-syaratnya terpenuhi baik dari Partai Golkar maupun Partai Demokrat," katanya.
Dengan begitu, harapan Partai Golkar hanya pada Partai Gerindra yang masih membuka pintu untuk berkoalisi. Meskipun Partai Golkar harus menerima kenyataan tak bisa diusung sebagai capres ataupun cawapres.
"PDIP sudah memutuskan Jusuf Kalla sebagai cawapres, sedangkan Gerindra sudah Hatta Rajasa sehingga tidak ada pintu lagi bagi Partai Golkar," katanya.