REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Permintaan pasar akan mobil ramah lingkungan sedang melesat tajam seiring dengan perkembangan teknologi baru dan pembangunan yang semakin maju. Hal tersebut tentunya mempengaruhi perkembangan mobil pintar generasi terbaru, sehingga akhirnya akan mendorong produsen mobil untuk terus berinovasi. Pendorong pertumbuhan industri otomotif global saat ini adalah pasar mobil di negara berkembang.
Domy Halim, Country Manager Ipsos Business Consulting di Indonesia mengatakan, "Setelah krisis keuangan global menimpa, pasar mobil di negara berkembang mampu menyalip tajam pasar produk di negara negara maju dalam penjualan kendaraan secara keseluruhan, dan diperkirakan untuk menguasai dua per tiga dari penjualan global tahun depan.''
Investasi langsung asing di sektor otomotif Indonesia, misalnya telah meningkat sebesar 114 persen per tahun antara 2010 dan 2013. Hal ini sejalan dengan target yang diharapkan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada 2015. Permintaan konsumen untuk mobil ramah lingkungan di pasar berkembang ini terus tumbuh. Untuk menjawab permintaan konsumen tersebut, industri manufaktur sedang mengembangkan proses produksi baru yang lebih efisien untuk mendapat profit yang lebih besar, dipacu oleh dorongan pemerintahan China dan beberapa negara ASEAN lainnya.
Tren ini juga terjadi di Indonesia di mana inisiatif pemerintah terhadap kehadiran Low Cost Green Car ( LCGC ) telah mendorong peluncuran produk-produk terbaru seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Suzuki Karimun R dan Honda Brio Satya. Contoh dukungan pemerintah Indonesia ini adalah pembebasan pajak penjualan barang mewah untuk LCGC dengan kapasitas maksimum 1.200 cc yang juga dapat menempuh 20 km per liter. Sejak peluncuran pertama pada September 2013, model mobil LCGC telah mampu menjual 10.000 hingga 15.000 rata-rata per bulan. Skema serupa telah dilakukan oleh pemerintah Thailand sebelumnya di tahun 2010. Makin maraknya persaingan di segment LCGC diprediksi akan berimbas pada harga yang lebih murah bagi konsumen dan juga akan berdampak pada produsen suku cadang otomotif.