REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti
Berikut ini, waktu yang Allah SWT janjikan diijabahnya doa, seperti setelah shalat fardhu, tengah malam, ketika bepergian, hari Jumat, bulan Ramadhan, saat berpuasa, menjelang berbuka, malam lailatul qadr, saat mendapatkan kenikmatan, dan saat shalat Ied.
Kala sesesorang memanjatkan doa dengan penuh harap, tentu ia ingin agar doanya diijabah oleh Allah SWT. Doa juga memiliki adab-adab.
Selain harus bersih dari hal yang haram, ada pula waktu-waktu tertentu dan tempat-tempat khusus yang bisa mempercepat dikabulkannya doa.
Ketua IKADI Prof Ahmad Satori Ismail mengungkapkan shalat merupakan saat terbaik untuk doa. Karena hakikatnya seluruh bagian shalat yang dikerjakan umat Islam merupakan doa.
“Saat berpuasa, juga dianjurkan banyak berdoa, dalam haji selain ibadah secara fisik juga harus berdoa, zakat pun tak hanya niat, dalam niat ada doa,” ujarnya.
Kiai Satori menjelaskan ada tempat dan waktu yang lebih mustajab untuk berdoa. Waktu khusus tersebut Allah SWT janjikan diijabahnya doa, seperti setelah shalat fardhu, tengah malam, ketika bepergian, hari Jumat.
Selain itu, bulan Ramadhan, saat berpuasa, menjelang berbuka, malam lailatul qadr, sedang mendapatkan kenikmatan, saat shalat Ied, dan setelah Lebaran.
“dari sisi tempat, sebagian besar tempat yang mustajab berada di Arab Saudi, seperti di Raudhah, Masjidil Haram, Makkah, depan Multazam, belakang makam Nabi Ibrahim, Hijr Ismail, Padang Arafah, Muzdalifah, Mina, dan masjid-masjid yang selalu dijadikan tempat iktikaf,” katanya memaparkan.
Seorang mukmin yang dapat dikabulkan doanya pun harus dengan syarat, di antaranya tidak memakan barang yang haram. “Jika ada makanan haram yang masuk maka doanya dapat tertolak,” kata Kiai Satori.
Orang mukmin harus berdoa dengan hati dan kekhusyukan. Dalam meminta harus sungguh-sungguh dan lebih bagus diulang sampai tiga kali.
“Allah SWT tidak menerima dari mulut yang hatinya lengah, lalai, dan lupa,” ujarnya. Orang yang dalam keadaan terdesak dan dizalimi pun dapat diijabah doanya.