Selasa 20 May 2014 14:19 WIB

Agum Desak Pengembangan Ekonomi Berbasis Pengetahuan

Ketua Komite Normalisasi PSSI, Agum Gumelar
Foto: Infogue
Ketua Komite Normalisasi PSSI, Agum Gumelar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Alumni Lemhannas Jenderal TNI (Purnawirawan) Agum Gumelar mengatakan Indonesia perlu mengembangkan pembangunan ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghadapi percaturan globalisasi dan perdagangan bebas, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

"Sehubungan dengan itu, masyarakat perlu didorong kesadarannya sejalan dengan pengembangan desain yang jelas membangun kualitas dan kapasitas SDM," kata Agum Gumelar dalam Forum Pemantapan Wawasan Kebangsaan "Aktualisasi Semangat Bela Negara dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara" di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, tumpuannya adalah inovasi beserta peningkatan kemampuan penguasaan, pengembangan, dan aplikasi teknologi.

"Dengan modal SDM yang berkualitas dan berkapasitas dalam penguasaan teknologi, ke depan Indonesia tidak saja mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan tinggi, tetapi juga dapat berjalan selaras dengan isu kelestarian lingkungan," ujar dia.

Selain itu, lanjut dia, juga dapat mengatasi ketimpangan dan kesenjangan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia sekaligus dapat memperbaiki serta meningkatkan daya saing.

"Daya saing itu baik kualitas tenaga kerja maupun kualitas produk yang dihasilkan," kata dia.

Dengan langkah tersebut, menurut dia, Indonesia mampu mentransformasi prinsip "efficient driven economy" selama 10 tahun terakhir ini ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu "innovation driven economy".

Selain itu, lanjutnya, dalam kehidupan masyarakat, semakin memudarnya semangat bela negara serta menurunnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan.

"Kondisi tersebut ditandai dengan berbagai fenomena maupun peristiwa yang sering terjadi di tengah kehidupan masyarakat di beberapa daerah seperti perkelahian massal antarkelompok kepentingan akibat pemekaran wilayah dan perebutan lahan, selisih paham antarpemuda, pelajar, maupun mahasiswa bermuara pada tindakan anarkis, dan konflik tanpa disertai alasan yang jelas antarsuku, agama, ras, dan antar golongan," kata dia.

Ia mengutarakan bahwa solusi untuk menghindari dari tantangan dan ancaman, yaitu setiap anak bangsa harus memiliki wawasan kebangsaan yang tangguh dan siap membela negara.

"Setiap warga bangsa harus memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan tidak memberi sedikit pun peluang kepada kelompok-kelompok tertentu yang dapat membuat bangsa dan negaranya menjadi lemah," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement