Selasa 20 May 2014 20:01 WIB

Bendum PDIP Bantah Terima Fee Rp 2,5 M Proyek Hambalang

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Djibril Muhammad
Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Olly Dondokambey, saat memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta.
Foto: Antara/Andika Wahyu
Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Olly Dondokambey, saat memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bendahara Umum PDI Perjuangan Olly Dondokambey yang saat proyek Hambalang bergulir menjabat sebagai mantan Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI menampik sudah menerima uang Rp 2,5 miliar dari PT Adhi Karya.

Olly mengatakan, tidak pernah bertemu untuk diberi uang oleh terdakwa kasus ini Teuku Bagus Mokhamad Noor. Demikian disampaikan Olly menanggapi pertanyaan Majelis Hakim dalam sidang kasus Hambalang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Selasa (20/5). "Tidak pernah terima," kata Olly.

 

Meski demikian, ia mengaku memang mengenal Teuku Bagus sejak 12 tahun silam ketika ia masih berprofesi sebagai wiraswasta. Namun ia menyebut sudah sejak 2009 atau saat mulai aktif sebagai anggota DPR ia sudah tidak pernah lagi bertemu dengan terdakwa.

 

"Terakhir di tahun 2009, sebelumnya memang sering ketemu soal pekerjaan di bidang swasta," kata dia.

 

Seperti diketahui, di berkas dakwaan eks Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Kementerian Pemuda dan Olahrag  Deddy Kusdinar Olly disebut ikut bermain dalam proyek Hambalang.

Terdakwa Teuku Bagus sendiri merupakan  Ketua Konsorsium (kerja sama Adhi Karya-Wijaya Karya) proyek Hambalang. Perusahaan ini, memenangkan tendet pembangunan proyek Hambalang.

 

Ketika proses berjalan, Olly disebut menerima sejumlah fee oleh perusahaan pemenang sebagai jatah dari proyek Hambalang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement