REPUBLIKA.CO.ID, == Peradaban Islam melihat air sebagai komoditas yang sangat berharga. Karena itu, air harus dikelola dengan aturan yang ketat. Berlebihan dalam menggunakan air merupakan hal yang sangat dilarang.
Berangkat dari pemikiran itu, dunia Islam mengembangkan terowongan air bawah tanah. Tujuannya untuk menghindari pemborosan dalam penggunaan air serta mencegah air hilang atau berkurang akibat penguapan.
Di Spanyol pun, manajemen air dijaga ketat. Air dialirkan dari satu kanal ke kanal lainnya, kemudian dibagi-bagi lagi ke lahan-lahan yang membutuhkan.
Kitab al-Filaha yang ditulis Abu'l Khair, ahli pertanian dari Andalusia, juga menjelaskan tentang air untuk keperluan pertanian.
Ia, misalnya, menerangkan empat cara menampung air hujan, khususnya untuk membantu proses reproduksi pohon zaitun. Ia pun menerangkan tata cara membuat irigasi.
Buku Pertanian Fenomenal
Untuk memperkuat dan mengembangkan sektor pertanian, para ilmuwan Muslim mengembangkan berbagai dasar ilmu pertanian.
Buah pemikiran tersebut kemudian dituangkan dalam sejumlah buku. Salah satu buku pertanian penting yang muncul di era keemasan Islam adalah Kitab Al-Filaha Al- Nabatiyya karya Ibn Wahsyiyya.
Adalah Ibnu Wahsiyya, insinyur pertanian Muslim asal Irak yang menulis kitab ini. Dalam buku ini, ia menjelaskan secara rinci tata cara bertani, sistem irigasi, tumbuhan, fertilisasi, persilangan tanaman, dan sejumlah hal penting lain mengenai pertanian.
Buku ini menjadi acuan bagi masyarakat Muslim untuk bertani. Buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Abu Bakar Ahmad. Buku ini juga dialihbahasakan serta diterbitkan oleh ilmuwan Jerman, Fuat Sezgin.
Buku terkemuka lainnya tentang ilmu pertanian telah diterbitkan ilmuwan Muslim di Spanyol pada abad ke-11 M dan ke-12. Buku-buku tersebut di antaranya karya Ibnu al-Hassan dan Ibnu al-Awwam.
Beberapa buku itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol dan Latin. Buah pemikiran sarjana Muslim itu menjadi inspirasi para sarjana pertanian di Barat.
Sepanjang abad ke-11, para ahli agronomi Muslim di Spanyol melakukan sejumlah riset dan eksperimen di sebuah taman botani di Sevilla dan Toledo.
Kebun eksperimen semacam ini merupakan hal yang baru di Eropa. Pada abad ke-16, Barat menirunya dengan membuat kebun sejenis di Italia Utara.