REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Seorang remaja Mesir yang sedang berada di Amerika Serikat untuk mengikuti pameran ilmiah bergengsi, memutuskan untuk meminta suaka ke Amerika Serikat.
Permohonan suaka diajukan dengan alasan ia takut pulang ke rumah karena dituduh terlibat dalam protes anti-pemerintah di Kairo, pengacara pemuda itu mengatakan, Selasa.
Abdullah Assem yang menjadi penemu kacamata khusus bagi orang lumpuh kedua tangan dan kaki yang dapat digunakan untuk menjalankan komputer serta berkomunikasi dengan orang lain, terbang ke Los Angeles pada 12 Mei.
Ia berada di Los Angeles hingga saat ini untuk memaparkan temuannya pada Pameran Sains dan Rekayasa Internasional Intel, kata pengacaranya Farida Chehata.
Tiga hari kemudian, pemuda berbakat umur 17 tahun itu menghubungi kantor Dewan Kerjasama Islam - Amerika di Los Angeles untuk menyampaikan kecemasannya kembali ke Mesir, kata Chehata, seorang staf pengacara pada dewan tersebut.
Dengan mendapat dukungan dari kedua orangtuanya di Mesir, Assem memutuskan untuk tetap tinggal di AS dan mencari suaka, kata Chehata yang akan menyampaikan permohonan bocah tersebut.
Dia belum mengajukan permohonan ke pihak imigrasi AS. "Sungguh sayang dan sangat menyedihkan melihat anak-anak yang mempunyai banyak potensi dan telah melakukan hal-hal besar, tetapi dibuat tidak berdaya oleh pemerintah atas alasan apapun tanpa melalui proses yang benar," katanya.
Perusahaan Intel Corp mendanai pameran tahunan disertai kompetisi sains bagi pelajar pra-perguruan tinggi dari 70 negara lebih dengan hadiah lebih dari lima juta dolar.
Assem ditangkap pada 25 Apil di Kairo dan didakwa ikut serta dalam protes anti-pemerintah dan membakar dua kendaraan polisi. "Ia melakukan perjalanan ke Kairo dari tempat tinggalnya di kota Assiut untuk membeli sejumlah peralatan elektronik guna kepentingan proyek akademisnya," kata Chehata.
Chehata menyebut dakwaan pada Assem adalah rekayasa dan pemuda itu tidak ikut dalam unjukrasa tersebut. Assem khawatir tidak akan mendapat proses persidangan yang adil di Mesir dan akan dijebloskan ke penjara bersama para penjahat akan sesuatu dakwaan yang tidak dilakukannya.
Semula pemerintah Mesir tidak mengizinkannya pergi ke AS untuk mengikuti pameran sains tersebut setelah ia ditangkap, tetapi kemudian dibiarkan pergi ke Los Angeles sehari setelah media massa mengabarkan kasusnya.
Assem tinggal bersama kerabat di Los Angeles, kata Chehata. Perwakilan panitia pameran belum bisa dihubungi untuk memberi komentar, demikian pula kantor penuntut umum Mesir sedangkan juru bicara kementerian Luar Negeri Mesir menolak memberi komentar.
Juru bicara kantor Dinas Kewarganegaraan dan Imigrasi juga menampik berkomentar.