Rabu 21 May 2014 15:28 WIB

Prancis Tunda Tarik Pasukan dari Mali

Gerilyawan Mali (ilustrasi)
Foto: Reuters/Adama Diarra
Gerilyawan Mali (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis menunda rencana penarikan pasukan dari mantan koloninya, Mali, setelah munculnya bentrokan berdarah baru di kota Kidal antara gerilyawan Tuareg dengan tentara pemerintah.

Prancis pada awal bulan ini menyatakan akan mengakhiri "fase perang frontal" di Mali. Paris mengirim pasukan ke negara tersebut pada 2013 untuk membebaskan wilayah utara Mali dari kelompok gerilyawan Tuareg.

Rencananya, 2.000 dari total 3.000 tentara di Mali akan dipindahkan ke negara kawasan Sahel lain di bawah operasi bernama Serval.

Namun seorang sumber dari kementerian pertahanan Prancis mengatakan bahwa rencana pemindahan itu harus ditunda setelah munculnya pertempuran baru antara kelompok gerilyawan dengan pasukan pemerintah Mali di kota Kidal.

"Mengingat peristiwa yang terjadi pada 48 jam terakhir ini, rencana operasi untuk merestrukturisasi pasukan di bawah Serval dan mengirim mereka ke unit Prancis lain di kawasan Sahel-Sahara harus ditunda selama beberapa pekan," kata sumber tesebut.

Kelompok separatis Tuareg bentrok dengan tentara pemerintah di wilayah utara Mali bersamaan dengan kunjungan Perdana Menteri Moussa Mara. Pertempuran tersebut menewaskan delapan tentara Mali dan 28 pejuang Tuareg. Selain itu, gerilyawan juga menculik 32 pegawai negeri sipil kota Kidal namun melepaskan mereka pada Senin lalu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement