Rabu 21 May 2014 16:46 WIB

Cina Janji Selesaikan Sengketa Laut Cina Selatan

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Mansyur Faqih
Xi Jinping
Foto: Reuters
Xi Jinping

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Presiden Cina Xi Jinping memperingatkan beberapa negara Asia tentang penguatan aliansi militer melawan negeri tirai bambu tersebut. 

Menurutnya, hal itu tidak akan memberi manfaat bagi keamanan regional. Dia juga berjanji menyelesaikan sengketa wilayah Cina, terutama di Laut Cina Selatan dan Timur secara damai.

"Meningkatkan aliansi militer dengan menargetkan pihak ketiga tidak kondusif dalam menjaga keamanan umum di kawasan," ujar Xi dalam sambutannya di Konferensi Interaksi dan Langkah Membangun Kepercayaan di Asia (CICA) di Shanghai, seperti dilansir Reuters, Rabu (21/5).

Xi menyampaikan pidatonya di hadapan Wakil Presiden Vietnam Nguyen Thi Doan, perwakilan dari Filipina, Jepang dan lebih dari 40 negara dan organisasi. Dia tidak menyebutkan Amerika Serikat.

Selama kunjungan ke Asia bulan lalu, Presiden AS Barack Obama berusaha meyakinkan sekutu, seperti Jepang dan Filipina. Yaitu bahwa AS sedang memfokuskan perhatiannya di Asia Pasifik. Langkah tersebut dinilai sebagai upaya menghadapi meningkatnya pengaruh Cina.

Cina terlibat dalam perselisihan sengit dengan Vietnam dan Filipina atas batas maritim di Laut Cina Selatan. Beijing dan Tokyo juga berselisih atas pulau yang disengketakan di Laut Cina Timur.

Pekan lalu, kekerasan anti-Cina di Vietnam berkobar setelah perusahaan minyak pemerintah Cina CNOOC menempatkan anjungan minyak sejauh 240 kilometer dari lepas pantai Vietnam yang juga diklaim sebagai milik Vietnam. 

Rabu, Metallurgical Corp of China Ltd (MCC) mengatakan, empat karyawannya yang bekerja pada sebuah proyek konstruksi di Vietnam tewas. Sebanyak 126 lainnya cedera selama protes anti-Cina pekan lalu. 

Penempatan anjungan minyak itu dilakukan beberapa hari setelah Obama meninggalkan kawasan. Amerika Serikat mengecam langkah itu dan mengatakan tindakan Cina provokatif.

Tindakan Cina memicu gerakan anti-Cina yang luas di Vietnam. Korban jiwa jatuh dan sejumlah pabrik milik Cina dibakar dan dijarah massa. 

"Cina tetap berkomitmen mencari penyelesaian damai atas sengketa dengan negara-negara lain atas kedaulatan teritorial,  hak-hak maritim dan kepentingan," kata Xi.

Forum CICA diluncurkan oleh Kazakhstan pada awal 1990-an untuk mencoba membangun pengaruh dikawasan dan sekitarnya. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani menghadiri pertemuan itu.

Lembaga penyiaran pemerintah China Central Television menayangkan secara langsung hadirnya pemimpin negara dalam pertemuan tersebut. Gambar yang menayangkan Xi berjabat tangan dengan perwakilan dari Vietnam, Filipina dan Jepang dipotong.

"Kita tidak bisa membiarkan satu atau beberapa negara memiliki keamanan, sedangkan membiarkan negara lain tidak aman," ujarnya.

Dia menambahkan tidak seharusnya satu pihak mencari keamanan mutlak bagi dirinya sendiri dengan mengorbankan keamanan orang lain. Xi menambahkan tidak boleh ada negara yang berusaha mendominasi urusan keamanan regional. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement