REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pendidikan karakter harus ditanamkan kepada peserta didik melalui nilai-nilai keteladanan dari guru dan dosen.Hal ini diungkapkan Pakar pendidikan Universitas Negeri Semarang Dr Subagyo usai sarasehan pendidikan bertajuk "Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa di Perguruan Tinggi" di Universitas Stikubank Semarang, Selasa (20/5).
"Keteladanan dari guru dan dosen sesuatu yang penting," kata dia.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unnes tersebut mengatakan tenaga pengajar, baik guru maupun dosen tidak cukup berbicara dengan "berbusa-busa" di dalam kelas untuk mengajarkan pendidikan karakter.
Namun, kata dia, pembelajaran dan penanaman nilai-nilai karakter yang paling tepat diberikan melalui keteladanan yang dicontohkan oleh guru dan dosen yang harus terus dibudayakan di sekolah dan kampus. "Ketika guru maupun dosen mampu memberikan keteladanan bagi anak-anak didiknya maka diharapkan akan muncul pribadi-pribadi yang berkarakter. Bagian dari upaya membangun integritas," katanya.
Ia menyebutkan ada banyak keterkaitan keteladanan yang diberikan dosen mampu memengaruhi sikap mahasiswa, mulai kedisplinan waktu, cara berpakaian, hingga sikap dan empati yang dikembangkan.
Penanaman nilai-nilai karakter, kata dia, bisa pula diberikan melalui pembelajaran "softskill" untuk melatih mahasiswa untuk tidak hanya sekadar berteori, tetapi mampu mengembangkan potensinya.
"Dengan pembelajaran 'softskill', mahasiswa akan dibiasakan bagaimana berperilaku baik dan bagaimana mengembangkan potensi-potensi mereka. Bukan hanya sekadar bisa atau pintar secara teori," katanya.
Di samping itu, kata dia, penanaman nilai karakter terhadap mahasiswa bisa pula diberikan melalui kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, seperti pramuka, resimen mahasiswa, dan korps sukarela (KSR).
"Ada banyak nilai-nilai karakter yang bisa digali dan dibangun dari kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler semacam itu, misalnya pramuka sebagai kegiatan lapangan yang implementatif dan konkret," kata Subagyo.