REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Panglima tentara Thailand, Jenderal Prayut Chan-O-Cha, akan memimpin pertemuan antara wakil-wakil kubu politik yang berseteru di negara tersebut. Demikian juru bicara militer mengatakan.
Jenderal Prayut mendesak tokoh utama dari tokoh utama partai yang sedang berkuasa dan partai-partai oposisi untuk bertemu. Dia juga mengundang komisi pemilihan umum, Senat, dan pemimpin demonstran pro dan anti-pemerintah.
Perdana Menteri sementara Niwattumrong Boonsongpaisan --pengganti Yingluck Shinawatra yang dipaksa mundur oleh keputusan pengadilan pada pekan lalu-- juga diundang.
Sebelumnya pada Selasa, Prayut menyatakan berlakunya kondisi darurat militer. Dia mengaku harus melakukan hal tersebut karena ketegangan politik telah memuncak menyusul rangkaian demonstrasi anti-pemerintah yang menewaskan puluhan orang selama beberapa bulan terakhir.
Langkah tersebut dinilai oleh sejumlah pengamat sebagai "kudeta de facto". Namun, Prayut membantah pemberlakuan darurat militer adalah pengambil-alihan kekuasaan oleh tentara.
Dia berjanji akan mempertemukan pihak-pihak yang saling berseteru dalam konflik politik Thailand untuk berunding demi mengakhiri krisis.