REPUBLIKA.CO.ID, PT Bentoel Internasional Investama Tbk memastikan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan pabrik sigaret kretek tangan (SKT) di Malang, Jawa Timur, meski tren penjualan produk tersebut menurun.
Regulatory Affairs Manager PT Bentoel International Investama Tbk Malang Office, Eko Soendjojo di Malang, Kamis, mengakui tren SKT memang cenderung menurun dibandingkan dengan sigaret kretek mesin (SKM).
Namun sampai sekarang tidak ada rencana dari manajemen perusahaannya untuk melakukan PHK terhadap karyawan pabrik SKT yang jumlahnya sekitar 7.000 orang.
"Sampai saat ini kami belum ada rencana ke arah situ (PHK). Sambil melihat peluang penjualan, kami terus melakukan pembenahan di segala bidang," tegasnya.
Selain itu, katanya, SKT merupakan bagian dari "heritage" atau warisan yang segmennya dimulai dari rokok klobot hingga SKT yang ada saat ini. Di antara produk SKT yang menjadi andalan Bentoel adalah Talijagat.
Ia mengakui meski SKT trennya turun, hingga semester pertama 2014 penjualan rokok Bentoel secara umum menunjukkan pertumbuhan yang cukup bagus karena sejumlah produk angka penjualannya relatif stabil.
Soendjojo berharap di tengah situasi tren SKT yang kurang bagus dan menurun tersebut, pemerintah membuat regulasi yang berpihak pada industri rokok, terutama yang berkaitan dengan cukai agar tidak terus dinaikkan. Sebab, kenaikan harga cukai cukup mendominasi.
Selain itu, saat ini PT Bentoel sedang menyiapkan perubahan kemasan per 24 Juni nanti yang akan ditandai dengan adanya gambar tentang ancaman bahaya merokok berupa gambar tengkorak atau ancaman bahaya lainnya.
Gambar yang menjadi persyaratan tersebut akan tertampang pada kemasan rokok. "Di satu sisi rokok dinilai menjadi ancaman bagi kesehatan, di sisi lain memberikan pendapatan yang besar bagi negara, sehingga regulasinya cukup memberatkan," katanya.
Ia mengemukakan kalaupun nanti terpaksa terjadi PHK terhadap karyawan SKT, Bentoel juga akan melakukan pembekalan kepada karyawannya di bidang kewirausahaan agar kalau mereka tidak bekerja lagi bisa memanfaatkan uang pensiunnya untuk berwirausaha.
Menurut dia, jumlah karyawan Bentoel secara total mencapai 18.000 dan 7.000 orang di antaranya bekerja di pabrik SKT. "Sebisa mungkin dan dengan berbagai upaya pembenahan yang kami lakukan, kami akan tetap mempertahankan karyawan SKT agar tidak sampai ada PHK," tegasnya.
Belum lama ini HM Sampoerna melakukan penutupan dua pabriknya di Lumajang dan Jember, sehingga 4.900 karyawan pabrik SKT-nya terpaksa di PHK.