Kamis 22 May 2014 12:40 WIB

Rumah Makan di Pangkalpinang Kesulitan Pasokan Ikan

Penakaran ikan tawar
Foto: antara
Penakaran ikan tawar

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Sejumlah pengusaha rumah makan di Pangkalpianang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), mengaku kesulitan mendapatkan pasokan ikan air tawar karena panenan petani di daerah itu terbatas.

"Saat ini, untuk mendapatkan ikan tawar seperti nila, gurami, ikan mas dan patin cukup sulit meskipun ada harganya melambung tinggi," kata seorang pengusaha rumah makan, Henri di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan, terbatasnya hasil panen petani ikan air tawar membuat pedagang tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan yang menggemari masakan ikan bakar, gulai, goreng dan lempah ikan.

"Biasanya saya mendapatkan pasokan 10 kilogram namun sekarang hanya dua kilogram sebab permintaan dari pengusaha rumah makan lainnya juga tinggi," katanya.

Menurut dia, sulitnya mendapatkan pasokan ikan itu dengan jumlah yang sama membuat dia beroperasi hingga sore hari saja. Banyak pelanggan yang mengeluh karena tidak kebagian sebab rata-rata pelanggan menggemari ikan dibanding daging.

"Saya juga kurang mengerti kenapa pelanggan lebih menyukai ikan dibanding daging. Mungkin proteinnya lebih tinggi sedangkan daging yang juga berpotensi menimbulkan sejumlah penyakit. Karenanya pelanggan lebih memilih mengonsumsi ikan yang rasanya juga tidak kalah enak dibanding dengan daging," ujarnya.

Begitu juga halnya dengan Budi, pengusaha rumah makan lainnya yang mengaku sulit mendapatkan pasokan ikan air tawar jenis nila sehingga tidak dapat memenuhi permintaan konsumen dan omsetnya pun mulai berkurang dibanding sebelumnya.

Ia mengatakan, harga ikan air tawar jenis nila cukup tinggi dan sulit mendapatkan pasokan dari pedagang di pasaran karena hasil dari petani ikan tawar berkurang sejak musim pancaroba.

"Saat ini harga ikan tawar jenis nila Rp40 ribu per kilogram dan untuk mendapatkannya pun sulit, sehingga terpaksa harus menunggu sampai petani panen ikan lagi," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement