REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Harga kakao atau biji coklat di dalam negeri terus menguat akibat produksi yang semakin ketat menyusul masa panen yang belum masuk.
"Harga kakao lokal berkisar Rp 30.000 dari Rp 28 ribuan per kilogram sebelumnya. Kenaikan harga karena produksi ketat mengingat panen baru mulai bulan Agustus/September," kata eksportir komoditas Sumut, Andryanus Simarmata di Medan, Kamis (22/5).
Kenaikan harga di lokal membuat eksportir berhati-hati melakukan transaksi perdagangan di luar kontrak yang sudah disepakati sebelumnya.
Apalagi, harga ekspor juga hanya naik tipis dari menjadi Rp 32.500 per kilogram dari Rp 32.000 per kilogram sebelumnya. "Kenaikan harga kakao mulai terjadi sejak satu bulan terakhir," katanya.
Kepala Seksi Hasil Pertanian dan Pertambangan Disperindag Sumut Fitra Kurnia mengatakan, nilai ekspor biji coklat Sumut, pada April 2014 menurun 52,7 persen dibandingkan periode sama sebelumnya.
Berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA) Desperindag Sumut, nilai ekspor kakao di April 2014 mencapai 14,710 juta dolar AS yang berasal dari volume ekspor sebanyak 3.894 ton.
Pada periode sama tahun lalu, nilai ekspor kakao mencapai 31,1 juta dolar AS dengan volume 11.706 ton. "Nilai ekspor turun karena volume menurun," katanya.