REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Kamis (22/5) atau Jumat (23/5) pagi WIB, setelah India mengurangi pembatasan impor untuk emas. Kontrak emas yang paling aktif untuk penyerahan Juni naik 6,9 dolar AS atau 0,54 persen, menjadi menetap di 1.295 dolar AS per ounce.
Bank sentral India pada Kamis (22/5) mengatakan bahwa memungkinkan perusahaan-perusahaan perdagangan swasta untuk mengimpor emas. Para investor memperkirakan bahwa pelonggaran pembatasan impor oleh India dapat menyebabkan permintaan emas bertambah sekitar lima ton per minggu.
Kenaikan dalam industri manufaktur Cina juga telah mendorong harga emas karena indeks pembelian manajer manufaktur yang dirilis HSBC naik menjadi 49,7 pada Mei, dari bulan sebelumnya 48,1. Para analis pasar percaya data ini dapat diartikan meningkatnya permintaan emas di Cina.
Kenaikan harga emas juga dipicu laporan positif pada manufaktur AS. Perusahaan data keuangan Markit mengatakan indeks pembelian manajer manufaktur AS naik menjadi 56,2 pada Mei dibandingkan dengan 55,4 pada April. Meningkatnya gejolak di Ukraina dan kudeta yang terjadi di Thailand juga mendorong safe haven emas naik.