Jumat 23 May 2014 20:10 WIB

Koleksi Memorabilia Perang Butuh Rumah Baru

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Pengelola Museum Brisbane yang menjadi rumah dari ribuan artefak perang mulai dari era Napoleon, khawatir museumnya harus berhenti beroperasi karena kesulitan keuangan. Masyarakat Sejarah Markas Militer Victoria yang mengelola sejumlah museum militer di Queensland, memajang lebih dari 2.000 item barang di museum militer bawah tanah mereka di Church Street, Fortitude Valley.

Koleksi itu meliputi sejumlah barang langka seperti baju perang yang digunakan tentara pada Pertempuran Waterloo dan juga baju perang dari masa PD I dan PD II, begitu juga bendera Nazi yang pernah digunakan Hitler ketika berwisata di Jerman.

Masyarakat Sejarah Markas Besar Tentara Victoria di Quensland memiliki sekitar 6,500 barang koleksi lain  yang disimpan di gudang mereka, setelah organisasi itu didesak untuk meninggalkan gedung museum yang lama di Paddington pada tahun 1998.

Sejak itu, kelompok tersebut berusaha keras untuk mencari rumah baru yang lebih besar yang mampu menampung koleksi memorabilia perang mereka. Namun kurator museum tersebut, Leo Walsh mengatakan jumlah pengunjung dan donasi  yang  mereka terima nyaris tidak ada."Pendanaan selalu menjadi masalah utama bagi relawan yang bekerja di lembaga amal seperti ini,” katanya, belum lama ini.

"Jika kami tidak mendapatkan rumah baru dengan segera, benda-benda koleksi kami akan rusak,” katanya.

"Banyak dari koleksi itu berusia 100 tahun. dan mereka tidak akan mampu bertahan lama jika tidak dirawat dengan baik,” ungkapnya prihatin.

"Benda koleksi itu harus dijaga dari kelembaban sementara kami tidak tahu dimana bisa melakukan perawatan, pelestarian maupun upaya untuk merestorasi benda-benda tersebut,”

"Saat ini koleksi-koleksi perang itu hanya ditumpuk begitu saja di gudang,” katanya.

Sejumlah anggota komunitas ini sudah bersiap untuk menjual gedung yang sekarang ditempati organisasi ini agar bisa membeli gedung baru, namun setelah dipasarkan selama satu dekade belum ada transaksi yang berhasil.

Dua tahun lalu, Museum Queensland Museum menolak tawaran penjualan seluruh koleksi yang dimiliki organisasi ini, termasuk $1.5 juta dari potensi penjualan gedung mereka.

Setelah ditanyakan oleh tim ABC News mengenai masa depan museum militer tersebut, Menteri Kesenian Queensland, Ian Walker mengatakan dirinya telah meminta kurator Museum Queensland untuk meninjau ulang koleksi benda-benda perang yang dimiliki Masyarakat Sejarah Markas Militer Victoria tersebut.

"Tampaknya koleksi benda-benda perang mereka sangat menarik,” ujarnya.

"Tentu saja nilai sejarah dari benda-benda koleksi mereka yang hendak kami lihat, kami ingin melihat koleksi itu dan kemudian membuat keputusan apakah ada yang layak untuk masuk dalam perawatan di museum Queensland nantinya,” tegas Ian Walker.

"Anda akan terkejut jika tahu betapa banyak permintaan dari museum maupun perpustakaan negara bagian yang meminta kami mengambil alih koleksi artefak perang mereka,” kata Ian Walker.

Walker mengatakan Masyarakat Sejarah Markas Militer Victoria, juga bisa mengajukan permohonan pendanaan kepada Proyek Dukungan Penghormatan atas Perang Dunia I.

Bangunan Museum Queensland menurut rencana akan diperluas dalam waktu 20 tahun ke depan di bawah master plan persimpangan kebudayaan yang disusun pemerintah Negara Bagian Queensland.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement