REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- Masyarakat di Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana, Bali, mengira virus chikungunya sebagai sakit rematik, sehingga banyak yang terlambat berobat.
"Masyarakat saya masih awam soal virus chikungunya ini, saat sakit mereka mengira kena rematik, sehingga telat berobat," kata Kepala Dusun Kelapa Balian, Desa Pengambengan, Ka'ab, yang satu minggu terakhir warganya banyak terkena chikungunya, Jumat.
Menurutnya, warga mulai paham soal virus yang disebar oleh nyamuk tersebut, setelah beberapa orang berobat ke Puskesmas setempat, dan petugas mendatangi rumah pasien.
"Tadi pagi, tiga RT di dusun saya ini sudah difogging oleh petugas. Mudah-mudahan tidak ada warga lagi yang kena penyakit itu," ujarnya.
Dari anjuran petugas, ia juga berencana mengajak warganya untuk bergotong-royong membersihkan lingkungan, khususnya saluran air pada hari Minggu (25/5).
Terkait jumlah warga yang terserang virus ini, ia mengaku, yang melapor ke dirinya hanya tujuh orang, tapi ia curiga masih banyak yang lainnya, karena mereka tidak tahu tentang penyakit ini.
"Mungkin yang sudah terkena dan sehat tidak melapor, karena mereka tidak tahu kalau virus ini bisa menjadi wabah," katanya.