REPUBLIKA.CO.ID, MANILA-- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendorong penguatan isu perlindungan hak pekerja migran dengan mengajak pemerintah Filipina mengampanyekan secara global isu tersebut. Hal ini disampaikan Presiden Yudhoyono di hadapan Presiden Filipina Benigno S. Aquino III dalam jamuan makan malam kenegaraan di Istana Malacanang, Manila, Filipina, Jumat.
"Saya mengajukan kita memperkuat isu pekerja migran. Sebagai dua negara sumber pekerja migran terbesar, saya percaya kita perlu memastikan hak para pekerja migran kita dihormati oleh negara yang mempekerjakan," kata Presiden Yudhoyono saat memberikan sambutan dalam jamuan makan malam tersebut.
Yudhoyono yang disebut kakak ASEAN oleh Presiden Aquino dalam kesempatan itu mengharapkan kedua negara dapat memelopori aksi perlindungan pekerja migran dalam tingkat global. "Saya sangat senang, kita telah memperoleh kemajuan dalam perlindungan pekerja migran di ASEAN, kita perlu mengambil kampanye dan aksi ke depan dalam level global," kata Presiden Yudhoyono.
Sementara itu, Presiden Yudhoyono dalam kunjungan kenegaraannya ke Filipina kali ini, menyaksikan tonggak sejarah ditandatanganinya perjanjian delimitasi zona ekonomi eksklusif (ZEE) di perbatasan laut kedua negara.
Perjanjian ini, mengakhiri 20 tahun sengketa terkait batas ZEE di Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, di mana kedua negara saling berbatasan.
Presiden menambahkan, perjanjian ini juga menunjukkan kepada kawasan, bahwa sengketa yang berlangsung dapat diselesaikan dengan cara-cara damai dan bermartabat.