REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kabinet Lebanon pada Jumat (23/5) memutuskan untuk membentuk satu komite menteri guna menangani arus pengungsi Suriah yang telah membuat sumber daya negara itu menghadapi tekanan yang sangat kuat.
''Komite tersebut dijadwalkan menggabungkan upaya dari sejumlah kementerian guna melakukan tindakan yang perlu dalam menghadapi arus pengungsi,'' kata Menteri Penerangan Lebanon, Ramzi Jreij.
''Secara khusus, Kementerian Dalam Negeri akan memastikan pengungsi bisa pulang ke negara asal mereka berdasarkan standar internasional,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Sabtu.
Kementerian Luar Negeri Lebanon akan mendirikan kamp yang aman di dalam wilayah Suriah atau di daerah perbatasan yang terpencil. Sementara, Kementerian Urusan Sosial memikul biaya penampungan pengungsi di antara organisasi dan lembaga lokal.
Menurut statistik paling akhir dari badan pengungsi PBB, Lebanon kini menampung lebih dari satu juta pengungsi Suriah atasu sekitar sepertiga jumlah penduduk negeri itu.
PBB pada Ahad (4/5) mencela para donor karena kurang bertindak dalam membantu jutaan pengungsi Suriah di kawasan Timur Tengah dan negara penampung pengungsi. PBB mengatakan bantuan "sangat besar" masih diperlukan.
Pada Desember, PBB mengajukan bantuan sebesar 6,5 miliar dolar AS bagi korban perang Suriah dan 2,3 miliar dolar dijanjikan oleh Kuwait pada Januari.