REPUBLIKA.CO.ID, BAMBARI -- Pasukan perdamaian Prancis di Republik Afrika Tengah menggunakan helikopter tempur dan mortir Sabtu memerangi gerilyawan Seleka di kota Bambari, timur laut ibu kota Bangui, kata seorang saksi mata Reuters.
Bentrokan senjata itu adalah terbaru antara para petempur dari gerilyawan Seleka yang sebagian besar Muslim dan pasukan perdamaian itu. Bentrokan tersebut dapat memperdalam antagonisme di utara negara itu terhadap pasukan Prancis.
Setidaknya lima orang cedera. Empat dari mereka adalah petempur Seleka yang menolak melucuti senjata mereka oleh pasukan Prancis yang dikerahkan di negara itu sebagai bagian dari operasi pemeliharaan perdamaian Sangaris.
Tentara itu menggunakan granat-granat untuk berusaha membubarkan para warga sipil yang memegang pisau memblokir satu jembatan, tetapi kemudian ditembak menggunakan senapan otomatis dan granat berpelontar roket. Mereka membawa setidaknya dua helikopter tempur dan menembakkan mortir.
"Kami dihadapi oleh orang-orang yang menembaki pasukan Sangaris dan kami segera membalas," kata Kolonel Gilles Jaron, juru bicara tentara Prancis.
Pasukan Prancis menembakkan satu peluru mortir sebagai satu tembakan peringatan dan kemudian dilanjutkan dengan rudal-rudal antitank yang menghancurkan satu truk dan mungkin menimbulkan korban jiwa.
Demikian kata sumber militer Prancis. Saksi mata Reuters mengatakan 10-15 gerlyawan di jembatan itu tidak memiliki truk.