Ahad 25 May 2014 13:00 WIB

AS Kutuk Serangan Terhadap Parlemen Somalia

Bendera somalia
Bendera somalia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Amerika Serikat mengutuk serangan-serangan yang dilakukan Al-Shabaab terhadap parlemen Somalia yang menewaskan beberapa orang, kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, Sabtu.

Menurut laporan-laporan media, serangan terhadap parlemen di Mogadisu termasuk bom-bom mobil dan orang-orang menyerbu kompleks serta menewaskan sedikitnya 10 orang.

"Kami menyampaikan simpati dan belasungkawa kami kepada mereka yang terkena dampak tindakan keji terorisme ini, dan memuji pasukan Somalia serta Uni Afrika untuk tanggapan cepat dan berani mereka," kata Psaki.

Psaki menegaskan, "Kami terus berdiri tegak dengan Pemerintah Federal Somalia dan banyak mitra internasional yang bekerja untuk mendukung upaya membasmi ancaman yang ditimbulkan oleh Al-Shabaab, dan untuk membangun masa depan yang lebih aman dan sejahtera bagi rakyat Somalia."

Al-Shabab, yang terkait dengan Alqaidah, pernah mengendalikan daerah yang luas di

Somalia tetapi disingkirkan keluar dari kota-kota besar pada tahun 2011 dan 2012.

Sementara itu Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa menyatakan "kemarahan" setelah gerilyawan Shebab melancarkan serangan terhadap parlemen Somalia yang menewaskan setidaknya 10 orang Sabtu.

Sumber-sumber keamanan di negara itu mengatakan, "serangan kompleks" yang melibatkan bom-bom dan orang-orang bersenjata dengan rompi bunuh diri itu akhirnya dihentikan setelah lebih dari empat jam dengan pasukan keamanan Somalia dan pasukan Uni Afrika.

Kelima belas anggota Dewan Keamanan mengatakan mereka "marah bahwa al-Shabaab telah menyerang parlemen federal, lembaga yang mewakili rakyat Somalia dan harapan mereka yang sah untuk perdamaian, kemakmuran dan stabilitas."

Serangan mematikan dan "tindakan tidak masuk akal lainnya yang dilakukan terorisme tidak akan mengurangi" dukungan mereka terhadap misi AMISOM Uni Afrika dan aktor-aktor lain yang mendukung perdamaian di Somalia, kata mereka.

Sekjen PBB Ban Ki -moon juga mengutuk serangan itu, mengungkapkan "solidaritas dan dukungan" untuk anggota parlemen. "Tidak akan ada pembenaran untuk serangan tersebut," katanya.

Tidak ada korban tewas secara keseluruhan segera diberikan, tetapi seorang pejabat polisi dan sumber pemerintah mengatakan 10 orang meninggal, termasuk beberapa penyerang, dikonfirmasi mati.

Laporan-laporan media setempat mengatakan sebanyak 20 orang mungkin telah tewas, termasuk delapan penyerang.

Seorang juru bicara untuk Shebab menegaskan kelompok itu bertanggung jawab atas terjadinya serangan tersebut.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement