REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Warga Ukraina akan memberikan suaranya dalam pemilu presiden yang digelar pada Ahad (25/5) waktu setempat. Namun, jumlah suara yang hilang dari Crimea dan sejumlah wilayah di Ukraina timur diperkirakan dapat mempengaruhi hasil suara.
Pasalnya, lebih dari 15 persen pemilih di Crimea dan dua wilayah di Ukraina timur yang dikuasai oleh para separatis pendukung Moskow tidak akan memberikan suaranya. Sedangkan, para pemberontak pun tetap melanjutkan pertempurannya melawan Ukraina dan mengganggu proses pemilu, Sabtu lalu.
Lebih dari seribu pemantau pemilu dari OSCE telah dikerahkan di berbagai TPS di Ukraina. Namun, OSCE telah menarik kembali sebagian besar para pemantau pemilu Eropa dari wilayah Donestk demi menjaga keselamatan mereka. Para separatis sebelumnya telah mengancam para pejabat pemilu Ukraina di wilayah tersebut.
Pada pemilu ini, 18 orang kandidat akan bersaing mendapatkan kursi presiden. Seorang milyader pengusaha gula yang dikenal dengan sebutan raja coklat diperkirakan akan meraih suara tinggi.
Mantan menteri Ukraina, Petro Poroshenko (48) merupakan pendukung para demonstran melawan presiden terguling Viktor Yanukovych dan diperkirakan akan meraih kemenangan. Ia pun memperingatkan adanya kekerasan baru dapat menghalangi digelarnya putaran kedua.
Sementara itu, pesaingnya adalah mantan perdana menteri Yulia Tymoshenko (53). Berdasarkan jajak pendapat, dia akan berada dikalahkan Poroshenko. Menurut para pejabat, tempat pemungutan suara (TPS) yang didirikan di wilayah etnis Rusia tidak akan dibuka. Langkah ini diambil untuk menghindari adanya serangan dari para separatis.
Pada Minggu pagi mereka akan mencoba mendistribusikan surat suara ke daerah-daerah yang memungkinkan untuk dilaksanakan pencoblosan. Pemungutan suara rencananya akan digelar pada pukul 8 pagi hingga 12 jam ke depan. Lebih dari 75 ribu aparat kepolisian dan sukarelawan juga telah dikerahkan untuk memastikan keamanan selama pemungutan suara.
Jajak pendapat akan mengeluarkan hasil pemilu pada pukul 8 malam. Untuk memenangkan pemilu ini, mereka harus meraih suara lebih dari 50 persen. Jika tidak, putaran kedua akan digelar pada 15 Juni mendatang.