Senin 26 May 2014 02:15 WIB

Makin Sedikit Sarjana Pertanian yang Bantu Petani

Rep: meilani fauziah/ Red: Taufik Rachman
Seorang petani menyemprotkan obat antipenyakit ke tanaman cabe rawitnya di Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (4/2).  (Republika/Edi Yusuf)
Seorang petani menyemprotkan obat antipenyakit ke tanaman cabe rawitnya di Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (4/2). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Butuh dukungan yang besar agar sektor pertanian Indonesia tidak makin terpuruk. Salah satu dukungan yang dirasa kian minim yaitu dari kalangan sarjana pertanian yang memilih bekerja di sektor lain.

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengatakan makin sedikit sarjana pertanian yang akhirnya turun menggarap sektor ini. Mereka memilih bekerja misalnya menjadi pegawai bank atau wartawan. "Yang berusaha membantu petani makin sedikit," katanya akhir pekan ini.

Padahal kaum akademisi diharapkan untuk ikut memperjuangkan kesejahteraan petani. Tanpa dukungan tersebut, sulit bagi petani Indonesia bisa memperoleh kehidupan yang layak.

Sebelumnya mantan Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Bersatu, Anton Apriyantono juga mengemukakan hal yang mirip. Kalangan teknorat juga diharapkan turun tangan membantu petani bangun pertanian. Paling tidak teknokrat bisa membantu petani dalam mempermudah akses modal dan ketersediaan lahan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement