REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Tim Nasional (BTN) La Nyalla Mattalitti cuti sementara dari aktivitas persepakbolaan nasional karena terlibat dalam tim pemenangan salah satu calon presiden-wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Pria yang juga Wakil Ketua Umum PSSI itu menjelasakan, salah satu alasan dirinya mengajukan cuti dari PSSI itu adalah agar spirit sepak bola yang universal terhindar dari kegiatan politik praktis.
"Saya ingin menularkan spirit sepak bola yaitu fairplay, respect dan unity, sekaligus memulai tradisi di PSSI untuk tidak menggunakan sepak bola sebagai alat dan kepentingan politik praktis," kata La Nyalla Mattalitti di Jakarta, Senin (26/5).
Menurut dia, dengan cuti dari aktivitas sebagai Ketua BTN dan Wakil Ketua Umum PSSI diharapkan bisa maksimal dalam mendukung salah satu calon presiden yang akan bersaing pada pemilu 9 Juli nanti.
"Kami tidak menggunakan sepak bola sebagai alat dan kepentingan politik praktis. Tetapi justru, politik harus memperjuangkan sepakbola dan olahraga sebagai bagian dari pembangunan jati diri bangsa," katanya menambahkan.
Selama menjadi Ketua BTN, La Nyalla Mattalitti terlihat cukup konsisiten dengan tidak mencampuradukkan masalah politik praktis dengan sepak bola termasuk menghindari komersialisasi atas tim yang dinilai bisa menggangu stabilitas Timnas.
Salah satu keputusan yang hingga saat ini masih berjalan adalah kebijakan anti politik pada Timnas Indonesia U-19. Tim Garuda Jaya itu dilarang untuk dilibatkan pada kepentingan non-sepakbola.
"Ini saya tolak, siapapun saya tidak pandang bulu. Karena tim ini harus fokus untuk menang di AFC nanti. Nah saya pun harus komit dengan prinsip dan ucapan saya. Kerena itu falsafah hidup saya," katanya menegaskan.
Sementara itu, Sekjen PSSI Joko Driyono menyambut positif ide pribadi dari Ketua BTN yang juga Wakil Ketua Umum PSSI yang mengajukan cuti selama terlibat dalam politik praktis.
"Ini sangat baik, sekaligus memberi contoh dan pelajaran bagaimana mengurus sepak bola. Luar biasa Pak Nyalla,"katanya.