REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Pertumbuhan ekonomi Lampung melambat signifikan dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya dari 6,4 persen (year on year) pada triwulan IV 2013 menjadi 5,3 persen.
"Pertumbuhan periode laporan lebih rendah dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir 5,9 persen (yoy)," kata Humas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lampung, Nunu Hendrawanto, di Bandarlampung, Senin (26/5).
Ia menyebutkan secara triwulan, produk domestik regional bruto Provinsi Lampung tumbuh 7,6 persen (qtq) atau di bawah rata-rata pertumbuhan triwulan I selama lima tahun terakhir (9,9 persen, qtq).
Menurut dia, dengan perkembangan tersebut, maka perekonomian Lampung pada periode ini mencatat output riil sebesar Rp 11,89 triliun.
"Kendati mengalami perlambatan, pertumbuhan Provinsi Lampung triwulan I 2014 masih lebih tinggi dari pada nasional yang sebesar 5,2 persen (yoy)," katanya.
Dari sisi permintaan, penyebab perlambatan ekonomi
pada periode laporan berasal dari penurunan kinerja investasi dan perlambatan ekspor.
Sementara itu dari sisi penawaran, perlambatan kinerja sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air menahan laju pertumbuhan ekonomi Lampung pada periode laporan, meskipun sektor lainnya mengalami peningkatan.
Ia menambahkan sektor struktur perekonomian Lampung pada triwulan I 2014 masih didominasi oleh tiga sektor utama yakni pertanian (26,9 persen), perdagangan, hotel dan restoran (16,1 persen) dan industri pengolahan (14,7 persen).