REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Ganjar Kurnia mengatakan, proses seleksi pendaftar SNMPTN dilakukan dengan mempertimbangkan indeks sekolah, evaluasi rapor dan prestasi lainnya seperti prestasi akademik, misalnya pernah juara olimpiade. Selain itu juga dilihat nilai Ujian Nasional (UN) yang diraihnya.
Proses seleksi ini, ujar Ganjar, berlangsung ketat termasuk menghubungkan antara indeks sekolah dengan nilai UN. Misalnya saja pendaftar nilai UN-nya tinggi padahal nilai indeks sekolahnya rendah.
"Ini aneh dan akan menjadi pertimbangan dalam proses seleksi. Atau misalnya indeks sekolah rendah, tapi nilai rapor tinggi, maka bisa jadi sekolah melakukan mark up terhadap rapor siswanya," kata Ganjar dalam konferensi pers di Jakarta, Senin sore, (26/5).
Jadi, ujar Ganjar, harus ada konsistensi antara indeks sekolah, rapor, dan nilai UN. Makanya sekolah harus jujur dan memberikan nilai rapor pada siswanya sebab kalaupun rapor di mark up hanya agar siswanya lulus SNMPTN akan ketahuan.
Indeks sekolah itu, kata Ganjar, juga dilihat dari prestasi atau IPK kakak-kakak kelasnya. Makanya indeks sekolah itu salah satu faktor penting yang menentukan.