Selasa 27 May 2014 12:22 WIB

Hujan Turun di Musim Kemarau, Petani Semangat Tanam Padi

Rep: Lilis Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Hujan yang turun di musim kemarau memicu semangat petani menanam padi.
Foto: Prayogi/Republika
Hujan yang turun di musim kemarau memicu semangat petani menanam padi.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki musim kemarau, hujan masih terus mengguyur wilayah Kabupaten Indramayu. Hal itupun mendorong para petani untuk menanam padi.

''Petani yang semula (lahannya tidak diizinkan tanam padi karena terancam kekeringan) kini jadi semangat untuk menanam padi,'' ujar Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang, Selasa (27/5).

Sutatang menyebutkan, lahan yang awalnya tidak diizinkan untuk ditanami padi merupakan sawah golongan tiga dan empat. Sawah tersebut berada paling ujung dari layanan irigasi sehingga dikhawatirkan tidak mendapat pasokan air yang cukup saat musim kemarau.

Adapun sawah golongan tiga dan empat itu, di antaranya Kecamatan Balongan, Cantigi, Arahan dan Kandanghaur. Semula, para petani di daerah itu disarankan menanam palawija yang tidak membutuhkan banyak air.

Sutatang mengakui, tidak ada jaminan hujan akan terus turun. Namun, para petani menerima hal tersebut sebagai sebuah resiko dalam musim tanam.

''Kalau hujan terus turun, petani akan untung. Tapi kalau ternyata hujan tidak turun lagi, ya itu sudah resiko. Tapi petani tidak akan kapok,'' tegas Sutatang.

Berdasarkan pantauan, hujan memang kerap mengguyur Kabupaten Indramayu, hampir setiap hari dalam dua pekan terakhir. Bahkan, hujan yang turun dengan intensitas ringan hingga sedang dan dalam waktu yang singkat itu kadang disertai petir yang menggelegar.

Sementara itu, Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, membenarkan, memasuki akhir Mei 2014, berbagai daerah di wilayah Cirebon masih terus diguyur hujan. Hal itu menyusul tingginya suhu muka laut di perairan Indonesia, khususnya di perairan Laut Jawa.

''(Ini) tidak pada (kondisi) normalnya,'' ujar Ahmad.

Ahmad menjelaskan, kondisi suhu muka laut di perairan Laut Jawa saat ini masih "hangat-panas", yakni 28 derajat celcius sampai 32 derajat celcius. Padahal normalnya, suhu muka laut pada Mei - Juni semestinya "normal - hangat", yakni 25 derajat celcius sampai 28 derajat celcius.

Menurut Ahmad, suhu muka laut "hangat-panas" yang saat ini terjadi akhirnya membuat penguapan dan pertumbuhan awan-awan konvektif atau awan hujan menjadi bertambah. Akibatnya, hujan saat ini masih mengguyur di wilayah Cirebon, baik itu Kota/Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka maupun Kabupaten Kuningan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement