Selasa 27 May 2014 13:53 WIB

Dirlatgab Cek Kesiapan Helikopter Tempur di Semarang

Lodewijk F Paulus (kanan) semasa menjabat Danjen Kopassus
Lodewijk F Paulus (kanan) semasa menjabat Danjen Kopassus

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Direktur Latihan Gabungan TNI 2014 yang juga Komando Pendidikan dan Latihan TNI AD Letjen TNI Lodewijk F Paulus mengecek kesiapan pasukan dan helikopter tempur di Lanud Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Selasa.

Pasukan dan helikopter yang dicek bersama Panglima Komando Gabungan Letjen TNI Gatot Nurmantyo dan Wadirlatgab Mayjen TNI Chaidir Serunting Sakti itu disiapkan untuk latihan lapangan pada 1-5 Juni 2014.

Alutsista yang dicek kesiapannya, yakni Helly Mi-17 sebanyak empat unit dari Martapura, Mi-35 lima unit dari Martapura, BO 105 sebanyak tiga unit dari Pondok Cabe, Helly Bell 412 sebanyak 10 unit dari Pondok Cabe, Helly Bell 205 sebanyak 10 unit dari Lanumad Ahmad Yani, Semarang.

Semuanya itu merupakan alutsista Skuadron-31 Penerbang TNI AD.

"Saya hadir disini untuk mengecek kesiapan personel dan alutsista-nya untuk mengikuti Latgab TNI 2014," katanya.

Latgab TNI 2014 yang melibatkan 15.108 dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU serta sejumlah alutsista sebagai salah satu bentuk kampanye militer dengan mengacu pada skenario latihan yang dibuat serealistis mungkin dengan didasarkan pada berbagai ancaman yang paling mungkin timbul, sehingga pada saat dihadapkan pada operasi yang sebenarnya prajurit dan satuan sudah memiliki kesiapan dan kemampuan yang tinggi.

Latihan ini dilaksanakan mulai tanggal 1 Juni hingga 5 Juni 2014 di perairan Samudera Hindia bagian selatan Jawa Timur dan Bali, yang puncaknya akan disaksikan secara langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Asembagus Situbondo, Jawa Timur, 3-4 Juni 2014.

"Latgab TNI yang dilaksanakan di Asembagus ini untuk menguji doktrin TNI, yakni kampanye militer. Kita juga ingin melihat kemampuan prajurit dalam melaksanakan operasi gabungan dengan tiga matra," kata Lodewijk.

Ia berpesan kepada seluruh prajurit yang ikut dalam latgab tersebut agar melaksanakan latihan dengan sungguh-sungguh. "Lakukan latihan dengan prosedur tetap latgab. Jangan melakukan overlaping, sehingga dapat menimbulkan masalah," ujarnya.

Lodewijk mengurai secara ringkas skenario latihan terbesar TNI yang pernah digelar sejak Latihan Gabungan TNI pada 1983 di Pantai Cilegon, Banten itu.

"Diasumsikan ada kekuatan asing dari negara Musang yang mencoba merebut sebagian wilayah Indonesia. Mereka berpangkalan di Pulau Paju, sebelah barat Bengkulu. Mereka juga mengerahkan kekuatan laut dan udara mereka sebelum akhirnya melakukan pendudukan di Pantai Asembagus kompleks itu," katanya.

Sesuai doktrin pertahanan dan penyerbuan yang dianut TNI sampai saat ini, kekuatan penangkal yang harus dikerahkan adalah tiga kali kekuatan penyerbu/agresor.

"Karena yang menyerbu berkekuatan satu brigade, maka kami siapkan kekuatan satu divisi," katanya.

Sejumlah persenjataan tempur TNI juga dikerahkan dalam Latgab kali ini, yakni TNI AD mengerahkan Tank Stormer APC, Tank Scorpion, lalu TNI AU melibatkanPesawat Sukhoi, F-16, F-5 dan T-50.

Sementara itu, TNI AL melibatkan Kapal Perang Jenis Perusak Kawal Rudal (PKR), Kapal Cepat Rudal (KCR), Kapal Cepat Torpedo (KCT) dan Kendaraan Tempur Marinir BMP3f, RM 70 Grad.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement