Selasa 27 May 2014 17:51 WIB

Petani Bawang Merah Keluhkan Serangan Ulat Parah

Petani Bawang Merah (Ilustrasi)
Foto: Antara
Petani Bawang Merah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Beberapa hektare tanaman bawang merah di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terserang ulat sejak beberapa hari terakhir ini.

"Tanaman bawang merah yang saya tanami sekitar satu hektare semuanya terserang ulat sejak tiga-empat hari yang lalu, belum lagi tanaman yang di bulak lain, katanya juga terkena ulat," kata petani sekaligus pemilik tanaman bawang merah Desa Srigading, Ngatinem, Selasa (27/5).

Menurut dia, serangan ulat yang terjadi sejak beberapa hari ini telah menggerogoti daun, batang dan buahnya, hingga mengakibatkan dirinya tidak dapat memanen bawang merah dengan maksimal, bahkan kualitasnya tidak sebaik ketika panen normal.

"Ada ulat yang warnanya hijau dan lorek, nama ulatnya apa saya tidak tahu, ini disebabkan karena musim, namun serangan ini tergolong parah," katanya.

Akibat serangan ulat itu, kata dia daun dan batang bawang merah menjadi kering, sementara buahnya rusak karena menjadi sarang telur untuk perkembangbiakan ulat.

Ia mengatakan, sebelumnya dirinya telah mengantisipasi dengan memberikan berbagai obat-obatan tanaman, namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil karena serangan ulat terus terjadi.

"Serangan ulat ini cepat sekali baru empat hari saja sudah kering seperti ini, sudah diobati tetap tidak berkurang," katanya yang mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 15 juta yang dikeluarkan unuk biaya tanam dan obat-obatan.

Petani bawang merah di bulak Srigading, Sanden lainnya, Winarti mengatakan, tanaman bawang merah sekitar 2000 meter persegi yang masih berusia sekitar 35 hari juga terkena ulat sejak tiga hari terakhir.

Akibat serangan ulat itu, kata dia dirinya terpaksa memanen lebih cepat untuk menghindari kerusakan yang lebih parah, mengingat kondisi tanaman saat ini sudah kering dan buahnya pada rusak akibat digerogoti ulat itu.

"Normalnya tanaman bawang merah dipanen ketika berusia 60 hari, jadi 25 hari lagi, namun karena serangan ulat ini terpaksa dipanen karena sudah kering, seharusnya dalam kondisi normal saat ini buah lagi seger-segernya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement