Rabu 28 May 2014 19:12 WIB

Kutu Loncat Jadi Isu Politik di Australia Selatan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Fenomena politisi berpindah partai bukan hanya terjadi di Indonesia. Di Australia Selatan, fenomena yang sering disebut kutu loncat ini menjadi isu politik menyusul keputusan mantan ketua partai oposisi menerima jabatan menteri dari partai berkuasa.

Di negara bagian beribukota Adelaide ini, Partai Buruh merupakan partai berkuasa dan Partai Liberal menjadi partai oposisi. Namun pekan ini, bekas Ketua Partai Liberal Martin Hamilton-Smith membuat keputusan mengejutkan ketika mengumumkan dirinya menerima tawaran jabatan menteri dalam kabinet Pemerintahan Partai Buruh pimpinan Jay Weatherhill.

Hamilton-Smith sekaligus menyatakan keluar dari Partai Liberal dan memilih menjadi Liberal independen. Keputusan itu tentu saja memicu kemarahan para pendukung Partai Liberal, terutama dari dapilnya di Waite serta dari bekas koleganya sesama pengurus Partai Liberal. Ia bahkan dituding sebagai pengkhianat dan tikus politik.

Bahkan, Selasa (27/5) malam waktu setempat, kantornya di Dapil Waite menjadi sasaran vandalisme dari orang tak dikenal namun diduga kuat terkait dengan keputusan politiknya itu.

Kepada ABC, Hamilton-Smith mengatakan sebagai politisi ia ingin membuat perubahan dalam empat tahun masa pemerintahan ke depan. "Kita  belum pernah memiliki suara Liberal dalam pemerintahan di Australia Selatan dalam 12 tahun terakhir. Dan ini akan berlangsung 16 tahun karena Partai Liberal kalah terus di tahun 2002, 2006, 2012, dan 2014," jelasnya, baru-baru ini.

Ikuti Kompetisi Belajar Bahasa Inggris di Australia gratis - Klik tautan berikut: https://apps.facebook.com/australiaplus

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement