Rabu 28 May 2014 11:09 WIB

Kasus Suryadharma Ali, Pengamat: Ini Jadi Momentum Perbaiki Haji

Rep: Amri Amrullah/ Red: M Akbar
Ketua Umum Rabithah Haji Indonesia, Ade Marfuddin
Foto: dok rep
Ketua Umum Rabithah Haji Indonesia, Ade Marfuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Rabithah Haji Indonesia, Ade Marfuddin, mengatakan persiapan haji pada tahun ini seharusnya jangan sampai terpengaruh dengan kasus yang menimpa mantan Menteri Agama, Suryadharma Ali. Menurut dia, teknis penyelenggaraan haji tidak langsung berada di bawah Menag namun ditangani oleh Direktur Penyelenggaraan Haji dan Umrah Indonesia (PHU).

"Justru ini menjadi momentum perbaikan haji secara menyeluruh. Upayakan persiapan dan penyelenggaraan haji tahun ini akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya," ujarnya kepada Republika, Rabu (28/5).

Ia mengingatkan, walaupun kegiatan penyelenggaraan haji Indonesia merupakan hal yang rutin, tapi pembenahan tersebut sudah saatnya digalakkan. Seperti usulan ia dan beberapa pihak yang berkeinginan agar penyelenggaraan haji pada tahun-tahun selanjutnya diusulkan dikelola dalam Badan tersendiri.

Ade berharap Inspektorat Jendral (Irjen) Kemenag juga harus memiliki keterlibatan penuh dengan pengawasan ketat agar tidak lagi kecolongan untuk yang ke sekian kalinya.

Hal-hal krusial dan penting seperti pemondokan, Ade berharap, Irjen dapat bertindak tegas bagi mereka yang menjadi broker pemondokan di tanah suci.

"Harapan kita setelah KPK mencium masalah haji ini, semua broker pemondokan yang seringkali bermain dengan oknum tim pemondokan di internal Kemenag dapat dibasmi," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement