Kamis 29 May 2014 19:49 WIB

Kaum Bumiputera Australia Ingin Sambut Turis Asia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, ARNHEM LAND -- Para pekerja wisata keturunan bumiputera Australia di ujung utara benua tengah bersiap menyambut para turis asal kawasan Asia. Selama tiga tahun terakhir, jumlah turis yang datang ke Wilayah Utara Australia meningkat dua kali lipat. Turis asing itu kebanyakan berasal dari Asia.

Salah satu pekerja wisata tersebut adalah Neville Namarnyilk, yang bekerja di kawasan Arnhem Land, tengah mempromosikan turnya pada pekerja yang belum mengenal Wilayah Utara. 

Ia memberi waktu mereka berdiskusi dengan sesepuh-sesepuh kawasan tersebut. "Lihat ke atas, kisah dahulu kami di atas. Dia di atas - Nadera," Mr Namarnyilk said, "Kami panggil dia Nadera, sang maha pemburu, roh yang besar," ujarnya baru-baru ini. Dia  berharap bisa mengambil manfaat dari banyaknya penduduk Asia yang mengunjungi bagian utara Australia.

Operator tur Greg Price menyatakan bahwa pengalaman para turis itu mengunjungi Australia diperkaya dengan pengalam bertemu dengan komunitas pribumi Australia.

"Penting sekali menawarkan pilihan itu," katanya, "Kalau tidak, mereka ke Kakadu dan Litchfield dan tak akan pernah bertemu...orang-orang yang sudah tinggal di sini begitu lama."

Para operator wisata menyatakan bahwa kenaikan jumlah kegiatan menginap di Wilayah Utara kebanyakan berasal dari turis dari China, Taiwan, Hong Kong dan Korea, dan juga Selandia Baru.

Iklan pemerintah juga menargetkan turis dari China.

"Pedesaan yang tidak terpolusi, mudah dijangkau, tidak seperti pedesaan di China, itu bagian dari pengalaman utamanya," jelas Darryl Guppy of the NT Australia China Business Council.

"Pendekatan yang unik, satwa unik, pemandangan unik, inilah yang membuat Wilayah Utara sangat bisa dijual ke turis-turis China."

Selain itu, penyelenggara tur dari China juga mempromosikan Wilayah Utara melalui Facebok dan jejaring sosial China, Weibo.

"Ini halaman Weibo kami. Namanya  Uluru Chinese tour. Dalam bahasa China, artinya 'Berbicara Bahasa China'," jelas Steven Wang.

Wang menargetkan mereka yang pernah ke Australia namun mengunjungi kota-kota besar seperti Sydney dan Melbourne, dan ingin sesuatu yang berbeda.

"Mereka amat tertarik mempelajari cara hidup orang Aborigin dan cara mereka memelihara lahan," katanya.

Ikuti Kompetisi Belajar Bahasa Inggris di Australia gratis - Klik tautan berikut: https://apps.facebook.com/australiaplus

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement