Kamis 29 May 2014 14:10 WIB

Malaysia Berkabung Atas Mangkatnya Sultan Perak

Bendera Malaysia (ilustrasi)
Foto: Reuters
Bendera Malaysia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sultan Perak, Sultan Azlan Shah (86) yang sudah berkuasa selama 30 tahun meninggal dunia di Institut Jantung Negara karena sakit.

Sultan yang pernah menjadi Raja Malaysia ke-9 pada 1989 hingga 1994 itu mangkat pada Rabu (28/5) pukul 13.30 waktu setempat, demikian dilaporkan berbagai media lokal yang semuanya menampilkan halaman muka berlatar hitam pada Kamis (29/5).

Sebagai tanda berkabung, bendera Malaysia dikibarkan setengah tiang di seluruh negara selama tujuh hari, sementara bendera negeri Perak dikibarkan setengah tiang selama 100 hari.

"Sepanjang tempo perkabungan tujuh hari tersebut, semua bentuk hiburan, keramaian, dan perayaan akan dibatalkan," kata Menteri Besar Perak, Datuk Seri Dr Zambry Abdul Kadir.

Ia juga menyatakan Kamis (29/5) sebagai hari libur di Perak sebagai tanda penghormatan atas pemakaman Sultan.

Sultan Perak yang baru akan dilantik di Istana Iskandar pada Kamis sore sebelum pengebumian almarhum.

Sementara itu Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Naji Tun Razak yang masih berada di Beijing untuk kunjungan enam hari, mengucapkan bela sungkawa kepada Raja Permaisuri Perak, Tuanku Bainun dan keluarga atas mangkatnya Sultan Perak.

"Dengan perasaan amat sedih dan dukacita, saya atas nama pemerintah dan rakyat mengucapkan belasungkawa kepada Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Perak Darul Ridzuan, Tuanku Bainun, anakanda-anakanda serta kerabat-kerabat baginda atas mangkatnya Yang Maha Mulia Tuanku," katanya.

Najib dan isteri pulang ke Malaysia untuk memberi penghormatan terakhir, dan pada Kamis, selepas memberikan penghormatan, mereka dijadualkan kembali ke Beijing untuk menyambung lawatan untuk memperingati 40 tahun hubungan Malaysia-Tiongkok

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement