REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kemenangan Jenderal Abdel Fatah Al Sisi pada Pilpres Mesir berdampak pada keseimbangan geopolitik di Timur Tengah. Analis politik Mesir Abdullah Kamal mengatakan peta aliansi geopolitik Timur Tengah akan kembali berubah seiring naiknya Sisi sebagai presiden Mesir.
"Ketika Muhammad Mursi menjabat sebagai Presiden Mesir, terbentuk aliansi Qatar-Turki-dan Mesir," kata Kamal seperti dikutip Alarabiya, Kamis (29/5).
Sebelum Mursi menjadi presiden, kata Kamal, aliansi yang terbentuk adalah Qatar-Iran. Dan kini, dengan naiknya Sisi, aliansi peninggalan Mursi dipastikan bubar, dan akan terbentuk aliansi baru.
Sisi dipastikan tidak akan membangun aliansi erat dengan negara-negara Timur Tengah yang selama ini memiliki masalah dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Kamal mengungkapkan Sisi akan membentuk aliansi baru bersama Saudi untuk mendominasi politik Timur Tengah.
Selama tiga tahun terakhir ini gejolak geopolitik di Timur Tengah tidak melibatkan Mesir sebagai aktor utama. Sebaliknya, Mesir berubah menjadi subyek yang harus ditolong usai kejatuhan Husni Mubarak, Mursi, dan setahun setelah itu.
Kamal mengatakan Sisi kini dihadapkan pada masalah-masalah regional yang sensitif dan harus melibatkan Mesir. Sisi pun berjanji akan ikut serta dalam perdamaian Suriah, Libya, dan perburuan atas jaringan Alqaidah.