REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Wakil Tetap Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dr Bashar al-Jaafari, meminta Dewan Keamanan PBB memikul tanggungjawab mengutuk dan meminta pertanggungjawaban negara pendukung terorisme di Suriah selama lebih dari tiga tahun.
Dalam pernyataan di sidang Dewan Keamanan PBB, yang diselenggarakan untuk pelaporan kepala komite untuk memerangi terorisme, al-Jaafari menekankan pentingnya mendorong semua negara anggota menahan diri dari menawarkan segala bentuk dukungan kepada terorisme, sesuai dengan resolusi DK-PBB No 1373 tahun 2001.
Al-Jaafari menambahkan, bahwa Suriah tidak menerima jawaban untuk puluhan surat yang dikirim ke berbagai komite terorisme mengenai terorisme di Suriah, dan mengenai kepemilikan senjata kimia kelompok teroris bersenjata, yang aktif di Suriah dan keterlibatan beberapa negara regional dalam masalah ini.
Sementara itu, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyampaikan solidaritas kepada Organisasi bagi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) sehari setelah satu rombongan pemeriksanya diserang di Suriah Tengah, kata juru bicara PBB kepada wartawan.
"Pagi ini, sekretaris jenderal berbicara melalui telepon dengan Direktur Jenderal Organisasi bagi Pelarangan Senjata Kimia Ahmed Uzumcu untuk menyampaikan solidaritasnya setelah serangan terhadap tim pencari fakta organisasi itu di Suriah," kata Stephane Dujarric, Juru Bicara Ban, di Markas PBB, New York.
"Sekretaris jenderal mengutuk serangan ini dan menyampaikan rasa leganya karena tak seorang pun menderita cedera serius dalam serangan itu," kata Dujarric.
Menurut juru bicara PBB tersebut, Ban juga memberitahu direktur jenderal OPCW, PBB akan terus mendukung pekerjaan penting OPCW di Suriah.