REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Polisi Turki menembakan gas air mata dan meriam air kepada pengunjuk rasa yang memperingati hari satu tahun demostrasi anti-pemerintah, Sabtu (31/5). Para demonstran yang berusaha memperingati kerusuhan terbesar dalam perlawanan terhadap Pemerintah, dibubarkan oleh pihak kepolisian secara paksa.
Pihak Kepolisian menutup jalan dan memberhentikan transportasi umum yang mengarah ke Taksim Square dan Taman Gezi. Di dua tempat ini kerusuhan besar terjadi tahun lalu.
Unjuk rasa yang berujung kerusuhan terjadi setelah Pemerintah berencana mengganti tempat itu menjadi pusat perbelanjaan. Para demonstran pada tahun lalu memprotes keras rencana Pemerintah yang hendak mengubah ruang terbuka hijau sebagai pusat perbelanjaan yang telah banyak dibangun beberapa tahun terakhir.
Seorang aktivis yang menjadi demonstan peringatan satu tahun kerusuhan membaca sebuah pernyataan dan meletakan karangan bunga di dia tempat. Hal ini dilakukan atas tewasnya enam orang dalam tragedi kerusuhan tahun lalu. Para demonstran menuntut tanggung jawab Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan yang dianggap bertanggung jawab dalam peristiwa itu.
"Erdogan harus mundur, dimanapun akan ada perlawanan dari kami," ujar ratusan demonstran yang memperingati satu tahun kerusuhan, Sabtu (31/5). Setelah meneriakkan hal itu, polisi langsung menembakan gas air mata pada para demonstran dan memaksa mereka untuk mundur.