REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia didorong untuk terus meningkatkan belanja pertahanan guna mengimbangi ketegangan regional yang diperkirakan terus meningkat. Saat ini, hampir semua sektor mengalami pemotongan anggaran dalam APBN 2014, namun belanja Depertemen Pertahanan justru mengalami kenaikan sebesar 6 persen.
Menurut Mark Thomson dari Australian Strategic Policy Institute (ASPI) mengatakan, Australia kemungkinan perlu terus meningkatkan anggaran pertahanan untuk memenuhi kebutuhan strategisnya. "Saya yakin kita akan melihat betapa seriusnya lingkungan keamanan regional kita di tahun-tahun mendatang," jelasnya, belum lama ini.
Menurut dia, dua pertanyaan perlu menjadi perhatian pemerintah. "Kita perlu mempertimbangkan apakah belanja pertahanan kita cukup dan apakah kita membelanjakannya secara tepat," katanya.
Pemerintah Australia berkomitmen terus meningkatkan belanja pertahanan sebesar 2 persen dari GDP. Pekan ini, ketegangan di Laut China Selatan antara Vietnam dan China terus meningkat menyusul tenggelamnya sebuah perahu nelayan Vietnam di dekat kapal perang China.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Australia kepada ABC menjelaskan, pemerintah menyadari tantangan ini sejak lama dan menerapkan prinsip pokok untuk tidak memotong anggaran pertahanan serta komitmen untuk mencapai 2 persen dari GDP dalam satu dekade.
"Anggaran pertahanan meningkat dari 1,6 persen GDP ke 1,8 persen dalam APBN saat ini, di tengah kondisi kesulitan ekonomi yang kita hadapi," demikian pernyataan itu.