REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berjanji akan mengawasi pertumbuhan perbankan syariah. Apalagi menghadapi perlambatan ekonomi dan peningkatan pembiayaan bermasalah (NPF).Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK, Edy Setiadi menyampaikan saat ini pihaknya masih memasang target pertumbuhan sekitar 20 persen.
Hanya saja tak semua bank, karena dari sisi industri keuangan OJK akan menjaga di bawah 20 persen.Karena, menurut dia peningkatan pembiayaan justru bisa memicu NPF. Ia menambahkan saat ini sebagian kecil perbankan syariah mengalami pembiayaan bermasalah di sektor UMKM. '' (Di atas lima persen), ya sekitar segitu, yang UMKMnya, bukan keseluruhan. Karena keseluruhan pembiayaan di bawah lima persen,'' tutur dia kepada media, akhir pekan lalu.
Ia pun menekankan tak semua bank mengalami pembiayaan bermasalah. Hanya bank yang tak memiliki sumber daya insani mumpuni untuk menangani UMKM yang mengalaminya.Berdasarkan data OJK, pada kuartal I 2014, pertumbuhan aset hanya sebesar 14,9 persen jika dibandingkan kuartal I di 2013.
Sementara pertumbuhan nasional hanya 14,4 persen.Padahal pertumbuhan di kuartal IV 2013 mampu mencapai 24,2 persen.Begitu juga dengan pembiayaan yang disalurkan (PYD) hanya mencapai 14,9 persen padahal kuartal IV 2013 bisa sebesar 24,8 persen.Sementara FDR (finance deposit ratio) bisa sampai di angka 102,2 persen padahal sebelumnya hanya 100,3 persen. Meski begitu rasio kecukupan modal (CAR) terbilang baik, yaitu 16,7 persen. Sedangkan pembiayaan bermasalah (NPF gross) 3,5 persen.