REPUBLIKA.CO.ID, RANTAUPRAPAT -- Sejumlah petani tanaman kencur di wilayah Desa Wonosari, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhan Batu mengeluhkan harga jual tanaman itu anjlok atau terus mengalami penurunan.
Jika sebelumnya petani masih menjual Rp12.000/kg, kini hanya dihargai Rp1.200 setiap satu kilogramnya. Kondisi itu bahkan membuat sebagian petani tidak melakukan pemanenan, kata petani kencur Gotok (40), Senin.
Pengakuan Gotok dirinya mengalami kerugian sejak tahun 2013 lalu dan parahnya kondisi itu setelah dia menanam salah satu rempah masakan di lahan seluas dua hektare.
"Sejak saya tanam dua hektare, turunlah harga jual kencur. Karena terus merugi, kencurnya tidak saya panen sebagian besar. Artinya kami di sini terus merugilah," akunya.
Hal sama diutarakan Sulaiman. Jika selama ini ia masih mampu membiayai kebutuhan sehari-hari dan untuk keperluan anaknya sekolah, belakangan kondisi paceklik dialaminya.
"Keuangan sekarang ini tidak kayak dulu lagilah, sudah jauh berbeda sejak harga kencur kandas. Kami berharap ada solusi mengantisipasi keadaan tidak semakin parah," harapnya.
Menurut petani, kian anjloknya harga jual kencur belum diketahui pasti penyebabnya. "Tidak tahu kita gara-gara apa, tapi itulah, setiap hari turun. Sekarang banyak tumpukan kencur yang tidak laku, pembeli juga jarang datang," kata kedua petani hampir bersamaan.