REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, Kawasan Prostitusi Dolly, di Surabya, Jawa Timur, bukanlah tempat prostitusi. Menurutnya, disana terdapat rumah-rumah buat kelurga.
"Anak-anak banyak yang berada di Dolly. Ini zona tidak ramah bagi anak-anak, makanya harus ditutup prostitusinya," kata Salim di Kementerian Sosial, Jakarta, Selasa (3/6).
Di Dolly, ujar Salim, semua tidak terkontrol. Anak-anak biasa memfoto adegan tak senonoh di Dolly, lalu mereka malah tepuk tangan melihat foto adegan tak baik tersebut. Menurutnya, aksi tersebut sungguh menyedihkan.
"Di Cina saja yang Atheis, tidak mengakui Tuhan, tidak ada tempat seperti Dolly yang ada anak-anaknya. Kalau alasannya kemiskinan, lalu berdiri prostitusi, bukan begini caranya menghilangkan kemiskinan,"kata Salim.
Kalau masyarakat tidak punya pekerjaan, terang Salim, maka pemerintah memberi pekerjaan. Caranya dengan memberikan pelatihan dan bekal ketrampilan agar mereka bisa mencari nafkah dengan ketrampilan yang mereka miliki.
"Kami pernah menemukan ibu-ibu PSK yang menyulam, dia punya anak dan punya suami. Hasil dari menyulam itu yang digunakan untuk memberi makan anak-anaknya,"kata Salim.
Salim menjelaskan, menjadi suatu kezaliman jika pemerintah membiarkan ibu-ibu menjadi PSK. "Coba dipikirkan, walupun anaknya bisa kuliah, pasti mereka malu kalau ibunya kerja sebagai PSK, makanya Dolly memang harus ditutup,"katanya.