REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir semua negara mulai menyadari industri gaya hidup halal memiliki potensi yang sangat besar. Selain memeroleh keuntungan ekonomi, gaya hidup halal yang di dalamnya terdapat pariwisata syariah juga membuka begitu banyak lapangan pekerjaan.
Sayangnya, Indonesia belum jor-joran mengundang wisatawan Muslim masuk ke Indonesia. Hasilnya, hampir 30 persen wisatawan Muslim lebih memilih ke Malaysia. Padahal berdasarkan data Thomson Reuters, total pengeluaran wisata muslim mencapai 137 miliar dolar di 2012. Angka ini mencapai 12,5 persen dari keseluruhan total perjalanan wisatawan global.
Ketua Asosiasi Hotel Syariah Indonesia (AHSIN), Riyanto Sofyan meminta pemerintah Indonesia lebih aktif dalam melakukan promosi pariwisata syariah di berbagai negara. Selain itu memberikan kemudahan bagi wisatawan Muslim. Misalnya berupa visa gratis bagi wisatawan Muslim.
''Kita bisa dibilang tertinggal dari Malaysia, tapi kelebihan kita adalah kita punya panorama yang sangat indah,'' tutur dia waktu lalu.
Di lain pihak, pemerintah daerah juga harus berkomitmen memajukan industri syariah di wilayah mereka.Khususnya mendorong pelaku industri baik hotel dan restoran untuk melakukan sertifikasi halal. Selain itu aktif mempromosikan wisata syariah. Minimal menyediakan tempat ibadah dan WC umum yang sesuai nilai Islami di lokasi wisata.