REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Rusia Selasa mengatakan pihaknya tidak akan melalaikan upaya-upaya untuk menemukan solusi politik di Suriah selama kepemimpinannya di Dewan Keamanan PBB, dan menyerukan mediator baru untuk diangkat tanpa penundaan.
Duta Besar Vitaly Churkin, yang mendapat kecaman dari rekan-rekan Barat untuk memblokir upaya menegakkan koridor kemanusiaan di negara yang dilanda perang, mengatakan Moskow menginginkan solusi politik.
Dia mengatakan pada konferensi pers, bahwa masalah itu akan menjadi "cacat secara mendasar" untuk mengabaikan perlunya cepat pengganti mediator Lakhdar Brahimi, yang mengundurkan diri Sabtu, mengingat runtuhnya pembicaraan damai terbaru.
"Siapa yang akan menguji perairan? Siapa yang akan mendorong para pihak untuk membuat beberapa perubahan dalam posisi mereka?" tanya Churkin.
"Kami percaya bahwa setelah hanya dua putaran lima hari pembicaraan, akan mengatakan bahwa hal-hal yang memacetkan tidak diperlukan untuk melanjutkan perundingan, ini bukan keyakinan kita."
"Kami berharap Sekretaris Jenderal (PBB) akan menemukan orang yang baik dan mengumumkan secepat mungkin," tambahnya.
Moskow telah empat kali memveto resolusi Barat mengenai Suriah, melindungi sekutu dekat Damaskus dan upaya-upaya melumpuhkan Dewan Keamanan untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan lebih dari 160.000 orang.
Brahimi mengundurkan diri pada akhir Mei setelah dua putaran pembicaraan damai tidak membuahkan hasil nyata.
Suriah menyelenggarakan pemilihan kontroversial Selasa yang di diatur untuk kembali memilih Presiden Bashar al-Assad.