Rabu 04 Jun 2014 15:51 WIB

Ikan Lokal Sukabumi Hampir Punah

Rep: Riga Iman/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ikan Arelot
Foto: http://ikanikanlokal.blogspot.com
Ikan Arelot

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI—Wali Kota Sukabumi, Mohamad Muraz mengeluhkan hampir punahnya ikan lokal Sukabumi. Pasalnya, sejumlah jenis ikan lokal Sukabumi sudah jarang ditemui.

Pernyataan ini disampaikan dalam acara temu koordinasi dan sinergitas unit pelaksana teknis (UPT) budidaya air tawar, di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Rabu (4/6).

’’Dulu spesies ikan seperti genggehek, beunteur dan arelot banyak ditemukan,’’ ujar Muraz. Namun sayangnya terang dia, saat ini keberadaan ikan yang ada di sungai tersebut jarang ditemui. Padahal, jenis ikan tersebut ada yang harganya mahal seperti ikan arelot.

Hal ini dikarenakan ikan tersebut termasuk ikan hias. Sementara ikan beunteur ujar Muraz, mempunyai kandungan protein yang tinggi. Terlebih, ikan tersebut sangat enak dimakan dan menjadi ciri khas makanan Sukabumi.

Oleh karena itu lanjut Muraz, BBPBAT dapat mengembangkan spesies ikan lokal Sukabumi.  Harapannya, jenis ikan tersebut dapat dilestarikan.

‘’Kami akan berupaya mengembangkan komiditas ikan lokal,’’ ujar Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto kepada wartawan selepas acara di BBPBAT Sukabumi. Langkah ini untuk menjawab harapan dari Wali Kota Sukabumi.

Slamet mengatakan, upaya pengembangan ikan lokal ini tidak hanya dilakukan di Sukabumi. Langkah serupa dilakukan dengan mengembangkan ikan lokal lainnya di daerah lain. Misalnya ikan harua di Kalimantan.Padahal lanjut Slamet, warga di sana sangat familiar dengan ikan lokal tersebut. Akibatnya, masyarakat enggan mengkonsumsi ikan jenis baru.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement