Kamis 05 Jun 2014 21:47 WIB

Bekas Ujicoba Nuklir Jadi Kawasan Wisata

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Dalam waktu dekat Australia Selatan akan memiliki daerah wisata baru. Lokasi wisata tersebut dijalankan oleh pemilik tradisional lahan tersebut. Uniknya, daerah ini dikenal sebagai bekas pengujian senjata atomik (nuklir) mulai tahun 1952 hingga 1967. Daerah ini dikenal dengan nama 'section 400'.

Daerah di sebelah barat laut Australia Selatan ini diserahkan kembali pada suku Maralinga-Tjarutja pada bulan Desember 2009, namun akses mereka ke daerah itu masih terbatas, karena daerah Woomera Prohibited Area (WPA) digunakan untuk kepentingan pertahanan.

Hingga, kapanpun Departemen Pertahanan ingin menggunakan senjata, akses pun ditutup.Namun, Menteri Pertahanan David Johnston menyatakan bahwa pihaknya setuju bahawa Section 400 tidak akan termasuk dalam daerah terlarang.

General manager Maralinga-Tjarutja, Richard Preece, menyatakan bahwa kebanyakan pemilik tradisional senang akan keputusan ini, dan berharap bisa berperan dalam industri pariwisata daerah pinggiran Australia.

" Seperti ketua saya bilang beberapa waktu lalu, Ia sangat ingin kebanyakan orang Australia tak melupakan apa yang terjadi di sini..." ceritanya, "Sudah banyak veteran yang tampaknya tertarik."

Pencemaran dari pengujian nuklir masih tersisa, namun daerah ini aman untuk dikunjungi, ucap Preece. Pemerintah Federal tetap berkewajiban membersihkan bekas area pengujian.

Allan Parkinson, ahli bidang nuklir dan mantan pengawas pembersihan Maralinga, menyatakan bahwa kontaminasi masih tersebar. Sebagian dari kawasan itu sudah direhabilitasi dalam proyek senilai 100 juta dollar (Rp 1,1 triliun) yang berlangsung selama delapan tahun."Itu hanyalah pembersihan sebagian, dan hanya sedikit bagian dari kawasan terkontaminasi yang sudah bersih dan aman untuk ditinggali permanen," katanya, belum lama ini.

"Tak pernah direncanakan membersihkan semuanya. Itu akan memakan biaya 1 miliar dollar. Ada lebih dari 100 kilometer persegi yang masih terkontaminasi di atas kriteria pembersihan."

Sebanyak tujuh bom atom diujicoba di Maralinga. "Plutonium 239, dan sebagian dari itu akan tetap ada 24.000 tahun dari sekarang," jelas Parkinson.

Selain itu, ada juga kekhawatiran kontaminasi dari ujicoba-ujicoba kecil.

"Bom atom ditaruh di atas struktur baja besar, dan kemudian diledakkan dengan cara yang mencegah ledakan atomik," ucap Parkinson, "Mereka melelehkan plutonium dan uranium hingga ketinggian satu kilometer. Kemudian angin meniup plutonium ini hingga tersebar luas."

Meskipun ada kekhawatiran kontaminasi, turisme tetap akan berperan besar dalam masa depan Maralinga, karena akan menyorot sejarah daerah tersebut.

"Di tempat-tempat di mana kontaminasi lain masih ada, kita taruh penanda setiap 50 meter, sepanjang sekitar 400 kilomter persegi," ucap Parkinson, "Anda bisa menjelajahi daerah ini, berburu, tapi tak boleh mendirikan kemah permanen."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement