Kamis 05 Jun 2014 14:21 WIB

Investor Prancis Gelontorkan Rp 9 Miliar untuk Riset Geothermal di Indonesia

Rep: Irfan Junaidi/ Red: Nidia Zuraya
Energi panas bumi. Ilustrasi.
Foto: greenfieldenergyco.com
Energi panas bumi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Kekayaan potensi panas bumi Indonesia di kawasan Gunung Masigit Kamojang, Garut, Jawa Barat, terus diupayakan untuk bisa menjadi sumber alternatif energi pembangkit listrik. Akhir tahun ini, Prancis akan memulai riset pengembangan geothermal di wilayah tersebut.

CGF Services, perusahaan asal Prancis, dijadwalkan untuk memulai riset mendalam soal pengembangan geothermal di Masigit pada kahir tahun ini. Perusahaan tersebut merupakan turunan dari lembaga penelitian pemerintah Prancis untuk aplikasi ilmu bumi, BRGM. “Untuk menjalankan proyek ini kami bekerja sama dengan Pertamina Geothermal Energy (Pertamina GE),” tutur Direktur Internasional CGF Services, Domonique Tournaye, di Paris, Rabu (4/6).

Menurut dia, potensi geothermal di wilayah tersebut 30 megawatt sampai 50 megawatt. Dominique menambahkan bahwa pihak Prancis tidak hanya membantu teknik pelaksanaan riset geothermal, tapi juga membantu pembiayaan kegiatan tersebut.

Untuk pengerjaan proyek riset di Masigit, kata dia, pihak Prancis menyiapkan dana senilai 600 ribu euro (sekitar Rp 9 miliar dengan nilai tukar 1 euro sama dengan Rp 15 ribu). Dia berharap akhir tahun ini tahap pengeboran sebagai langkah awal riset bisa dijalankan. Selain itu, pihaknya juga akan langsung mengumpulkan data-data riset di wilayah tersebut.

Geothermal di Indonesia, kata dia, potensinya cukup besar, yakni 20 ribu megawatt hingga 30 ribu megawatt. Saat ini, yang sudah berhasil dimanfaatkan, tutur Dominique, sekitar 1.300 megawatt.

Lewat riset ini, dia berharap bisa membantu Indonesia untuk meningkatkan pemanfaatan potensi panas bumi yang dimilikinya. Menurut dia, setidaknya setiap tahun Indonesia bisa meningkatkan pemanfaatan geotermalnya rata-rata 500 megawatt hingga 1.000 megawatt.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement