REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina telah mengajukan protes diplomatik atas pernyataan AS mengenai peringatan 25 tahun tragedi di Lapangan Tiananmen. Negeri tirai bambu itu menolak dengan tegas permintaan AS untuk merilis jumlah korban tewas atau hilang terkait tragedi 4 Juni 1989.
Gedung Putih menghormati demonstran yang tewas dalam tragedi tersebut. Dalam pernyataannya, AS mengatakan akan selalu menyuarakan dukungan terhadap hak-hak dasar para pengunjuk rasa.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei mengatakan Cina sangat tidak puas dan dengan tegas menentang pernyataan AS. Hong menambahkan telah mengajukan keberatan kepada AS.
"Pernyataan AS tentang insiden itu menunjukkan pengabaian fakta secara total. Pernyataan tersebut menyalahkan pemerintah Cina tanpa alasan, secara serius mencampuri urusan internal Cina dan melanggar norma-norma dasar dalam hubungan internasional," kata Hong, seperti dilansir Xinhua, Rabu (4/6).
Komentar Hong menandai respon awal terhadap pernyataan Gedung Putih. Hong meminta AS menghormati kedaulatan yudisial Cina dan tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri. Cina sangat marah atas kritik dari berbagai negara dan kelompok HAM.
Bagi Partai Komunis yang berkuasa, demonstrasi mahasiswa menuntut demokrasi pada 1989 merupakan hal yang tabu diungkit. Pemerintah tidak pernah merilis jumlah korban tewas akibat tindakan keras militer. Namun, kelompok hak asasi manusia dan saksi-saksi memperkirakan jumlahnya sekitar ratusan hingga ribuan.
Pemimpin Cina mengatakan diterjunkannya tentara untuk memadamkan protes merupakan jalan yang benar demi kepentingan rakyat.