REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sentral Eropa (ECB) melakukan stimulus moneter atau quantitative easing untuk membuat ekonominya kembali bangkit dari krisis. Dengan adanya hal tersebut, Bank Indonesia (BI) memperkirakan aliran dana akan masuk ke Indonesia.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, stimulus moneter yang dilakukan ECB berpengaruh pada portofolio global. Alasannya, Amerika Serikat tengah melakukan pengurangan stimulus moneter.
"Akhirnya, tekanan bahwa suku bunga internasional yang naik akan relatif berkurang," ujar Perry, Jumat (6/6).
Ia meyakini, aliran dana akan masuk ke negara-negara berkembang walaupun nominalnya tidak sebesar ketika the Federal Reserve melakukan QE.
"Secara keseluruhan ini memang akan memberikan dampak yang lebih positif terhadap portofolio inflow ke emerging economy," ujarnya.
Namun, besarnya dana yang masuk ke Indonesia bergantung pada kondisi ekonomi.Ia mengatakan, Indonesia harus memastikan inflasi dan defisit transaksi berjalan terkendali agar aliran dana dapat masuk. Hal-hal fundamental tersebut mempengaruhi seberapa besar likuiditas global akan masuk.